Mohon tunggu...
Taufan S. Chandranegara
Taufan S. Chandranegara Mohon Tunggu... Buruh - Gong Semangat

Kenek dan Supir Angkot

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mati Sunyi (2) Episode Hilang Ruh

12 Agustus 2024   07:17 Diperbarui: 12 Agustus 2024   07:39 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**

Sebuah Taman di Ibukota Negara Salju. Siang.

Dia, menunggu kekasih hati seumur hidup, itu janji cinta mereka. Tabu tak tepat janji. "Waktu menjelang tengah hari. Cuaca agak sejuk." Memandang langit. Panorama pepohonan. "Perubahan musim segera berganti." Tak juga muncul kekasih hatinya.

Legiun tentara gladiator abad-8SM, berseragam warna imperium, dalam barisan panjang. Suara genderang perang, bersahutan terompet sangkala calon mati. Melintas, di hadapan dia, amat panjang tak tampak lagi akhir menuju awal barisan itu.

Menyusul barisan tentara berseragam, lebih modern sembilan abad ke masa selanjutnya. kendaraan berikut alat perang modern klasik, serupa steampunk. Melintas dalam 'Mars perang harus menang. Mati urusan dunia."

Menyusul barisan kadet, remaja dewasa, penonton berdesakan sepanjang jalan menuju kota kemenangan awal abad-19M. Para muda ber-histeris memberi bunga "I love you Dear", peluk sejenak kiss kirikanan. Soraksorai membahana, di antara tangisan kesedihan, bagi mereka kehilangan, kerinduan, cintanya campur aduk.

Dia, setia menunggu di kursi taman berukir klasik. Sejak satu tahun lalu. Setia menunggu, menepati janji cinta itu.

**

Jalan bebas hambatan malam hari.

Wahai kembang jepun. Apakah musim masih sunyi.
Oh, begitu ya. Ini sajak untuk tuan putri ...

Selalu mengulang syairnya di manapun dia berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun