Mohon tunggu...
Taufan S. Chandranegara
Taufan S. Chandranegara Mohon Tunggu... Buruh - Gong Semangat

Kenek dan Supir Angkot

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Antimitos

31 Juli 2024   21:42 Diperbarui: 31 Juli 2024   22:18 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia tetap pada sikapnya. Tak bisa dibeli oleh nilai setinggi apa pun. Baginya, pujian adalah pembunuhan karakter peranan tingkat pertama, secara pelahan-lahan, namun pasti.

Dia, sadar betul, di lini waktu kapan saja di mana saja. Benturan akan terjadi, semua, siapa pun berpihak padanya akan mundur secara pelahan merata. Jika dia, tak memenuhi target dari suatu pola massal di satu serikat para kepentingan.

Dia paham betul, pendukung akan berbalik, mungkin saja menyerang, mungkin saja memaki-berhujatan, massal. Bagi dia, fakta di realitas lebih penting, menimbang, tak sekadar menuruti pihak-pihak pendukung, tentu, masing-masing punya tujuan, kepentingan tersamar.

Dia sangat saksama, akurat dalam melihat situasi sebelum amar putusan dia umumkan. Kemaslahatan khalayak baginya adalah kedaulatan utama, dari apapun di sekitarnya.

***

Pengkhianat, biasanya, memakai baju paling indah, tersenyum paling manis, cengar cengir bermuka dua bermacam ragam, bunglon.

Menyelinap di antara pendukung menyerupai, the invisible hand, amatiran, mudah dibaca, lewat penggayaan diri atau komentar di kolom media lini massa. Dia, telah menerawang pertanda itu, terlihat di bawah cuaca terang benerang.

Tak ada kata lain, tak ada cara lain bagi dia, selain tetap waspada, dalam situasi apa pun. Kekuasaan, bisa berbalik menerkamnya, seperti serigala lapar, dia, siap sudah, melakukan perlawanan, bagai harimau terluka, jika terdesak, namun, dia berjanji pada dirinya untuk tidak membabi buta, agar berkat Ilahi telah diwajibkan, tidak merubah dirinya menjadi keledai buta.

Jika situasi masih dapat dikendalikan dengan satu keyakinan dari satu keputusan di antara sejumlah usulan keputusan. Dia akan memilih keyakinannya untuk memutuskan, itu kepiawaiannya untuk menolak proposal konflik tak berguna.

***

Dia, mumpuni mengendalikan diri pada laku dalam, di ranah nurani bening, sangat penting, di sana akalbudi, sains, tekno Ilahiah bermukim, selama ini, telah berulang kali menyelamatkannya, dari deraan dukungan palsu di slogan-slogan, yel-yel pujian itu, menyimpan pisau lipat bermiliar kepentingan, dari manusia terdekatnya sekalipun, dia tahu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun