Mohon tunggu...
Taufan S. Chandranegara
Taufan S. Chandranegara Mohon Tunggu... Buruh - Gong Semangat

Kenek dan Supir Angkot

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Amaran Langit (2)

28 Juli 2024   15:29 Diperbarui: 28 Juli 2024   15:35 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photography by Kompas.com

Terlihat sosok-sosok, samar dari balik huma-huma tumbuhan berduri berdaun lebih besar dari pohon putri malu. Di antara celah labirin pohon-pohon besar, hutan perbukitan batas kota. Perkiraan jarak, dari kota Elkhahzam Metropolis, ke hutan ini kurang lebih enam puluh dua kilometer. Oh! Ternyata, ada, makhluk bermukim di dua gugus lereng bukit.

Mengintip, situasi dari balik labirin pohon berhuma ini. Ada gerbang untuk keluar masuk. Bukit dipotong vertikal. Gerbang kokoh, menyatu dengan bukit. Kesibukan makhluk itu tak jelas benar. Tersamar labirin pohon-pohon besar hutan ini.

Baiklah, kalau sedikit mendekat, mungkin bisa agak jelas. Temaram dari sisi sebelah sini. Lampu-lampu sorot di belakang makhluk itu, membentuk penampakan bersiluet. Kalau diamati lebih cermat, mereka, semacam makhluk berkepala mirip kadal, tapi, tak serupa benar.

Mengendap-ngendap lagi maju lebih mendekat. Wah! Dari bagian mata makhluk itu menyala tajam berkilau, hijau muda kebiruan, agak kuning. Ada semacam lidah menjulur-julur keluar masuk, mungkin, dari mulut. Bisa jadi dari telinga, mungkin saja, mereka kan makhluk.

Frekuensi laku batin memfokus nalar, mengolah kesaktian nurani Tekno Mata Malaikat. Nah! Kan! Benar. Mereka, hihihi tak serupa kadal dalam arti sebenarnya. Oke! Mencoba lebih mendekat lagi. Mengendap-ngendap amat pelahan.

"Krak!" Wah! Kisruh! Batang kayu kering terinjak.

Para makhluk, serentak diam sejenak, mendesis, mendengus-dengus, mengeluarkan suara aneh, lenguh, tapi semacam lengking.

Balik badan akh! Segera menyelinap, secepat kilat. Kabur! Mengendap-ngendap cepat. Menjauh dari mereka, sekilap cahaya.

Terasa di belakang punggung, ada sesuatu mengejar. Apa boleh buat. Wess! Melesat supercepat. Seraya meraih sepedaku.

"Wah! Aku, masih dibuntuti. Bernyali Bung? Kejarlah awak." Wess! Blaszz! Tubuh ringan melebur molekul.

Sirna dari siapapun di belakangku, dengan Tekno Halimun Siluman, sekaligus uji coba teknologi tinggi nan sakti, temuan, si cantik ceriwis, Klasita Verin alias Brue, ketomboian, karismatik, cantik. Jadi kangen!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun