Mohon tunggu...
Desi Maryati
Desi Maryati Mohon Tunggu... -

Ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Air Mata Itu Kering setelah 1 tahun

7 September 2012   11:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:48 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hanya butuh 25menit untuk sampai ke toko buku yang dya tuju. Rayanapun turun, seperti biasanya dya juga mengajak Pa Min turun. Pasti untuk mengajak Pa Min makan bersamanya, Rayana memang seorang yang paling tidak suka makan sendirian, dan juga tidak akan membiarkan temannya untuk menungguinya makan, apalagi Pa Min yang seorang paruh baya itu yang sudah dia anggap seperti kakeknya sendiri. Dan seperti biasanya juga, Pa Min pun tahu betul kebiasaan atasannya yang satu ini. menurut saja Pa Min mengikuti Rayana untuk menuju tempat makan.

"Pa Min, tunggu sini sebentar yah, ARa ga lama kok, cuman mau beli titipan Ibu aja. makanan bapa juga gakan lama dateng kok, santai aja ya pak, uda ARa bayar kok. kalopun ARa lama, Bapa makan aja duluan yah,,," pamit Rayana ketika mereka sudah memesan makanan dan tinggal duduk menunggu. Pa Min hanya mengangguk, karena inipun salah satu kebiasaan Rayana yang tidak pernah meninggalkan supirnya di tempat parkir,  siapapun itu. Maklumlah, Rayana bukan seorang yang berasal dari keluarga kaya, dya berasal dari keluarga biasa2 saja yang menganggap semua orang adalah sama. Sepertinya.

Rayana melangkah keluar dari restaurant jepang siap saji yang berada disamping toko buku itu. Sampai dilantai dasar toko buku itu, Rayana menyempatkan untuk melihat majalah-majalah yang ada diujung, hanya mellihat-lihat saja. Lalu iapun melihat kearah buku best seller yang ada dipaling depan, melihat Supernova milik Dee Lestari yang harganya lumayan kalau dibeli bersamaan, akhirnya Rayanapun memutuskan untuk menyimpan niatnya membeli buku itu dibulan depan saja. Menunggu gajian seperti biasanya.

Rayanapun lalu beranjak dan menuju lantai atas tempat buku-buku Akuntansi pesanan bosnya berada, ketika berada ditengah-tengah escalator tiba-tiba matanya menangkap sesosok yang sangat ia hafal benar. Rayana mengedip-ngedipkan matanya berulang kali, sama halnya dengan sewaktu didepan pintu parkir keluar sebuah Rumah Sakit. Kali ini lebiih jelas dari waktu itu, dya benar-benar dpat memastikan kalau ia memang mengenal sosok itu.

Berlari Rayana menuruni tangga yang ada disebelahnya setelah sampai dilantai 2. terburu-buru dan hampir menabrak seorang Ibu yang sedang menggendong anak balitanya, beruntung keseimbangan Rayana cukup kuat sehingga ia dapat menghindarinya tanpa terjatuh ataupun membuat Ibu tadi terjatuh. Rayana memburu orang itu yang sepertinya sudah tahu kalau Rayana melihatnya dan mengejarnya, namun sayangnya lagi-lagi Rayana tidak dapat menemukan orang tadi. Rasa sesak memenuhi dadanya, terasa sulit sekali ia bernafas. Bahkan, ia merasa sedikit limbung dipijakannya. Berbagai Pertanyaan muncul, dan yang paling menohok dadanya adalah MENGAPA???

Rayana kembali keatas dan menemukan apa yang dicarinya. Tangisnya dapat ia tahan, nafasnya dapat segera diaturnya, dan keseimbangannyapun dengan cepat ia kembalikan. Bukan saatnya, masih bekerja sekarang ini pikirnya. Rayana memag seorang yang cukup kuat untuk dapat menyembunyyikan perasaannya, terutama jika berhubungan dengan masalah pribadinya.

Malamnya, Rayana termenung hampir tak dapat tidur. Bayangan sosok lelaki bertongkat tadi begitu menyeruak dikepalanya. Ia hafal betul dan tidak usah sampai memastikan untuk yang kesekian kalinya untuk mengetahui siapa lelaki itu. Ya, dya Adalah Andra, kekasihnya yang makamnya selalu ia tangisi hampir setahun ini. Kekasihnya yang baik, penuh kelembutan dan bersikap kebapakan. Kekasihnya yang memang tidak ia cintai tetapi sangat ia sayangi, kekasihnya yang sampai saat ini belum tergantikan kebaikannya. Kekasihnya yang selalu menjadi pembandingan setiap kali ia dekat dengan pria manapun, dan sampai saat ini belum ada tandingannya. Ya, dya adalah Andrayana Prianggara Putra!!!

2minggu kemudian

Minggu ini adalah hari minggu dimana pengajian rutin keluarga Andra biasa dilakukan. Rayana sengaja membawa salah satu teman prianya dikala kuliah dulu, dan ia perkenalkan sebagai kekasihnya. Pengajian berjalan normal dan sangat biasa. tidak ada yang berbeda selain kekasih baru Rayana yang baru saja diperkenalkan. Memang ada bisik2 beberapa saudara Andra, tapi tidak berarti apapun untuk Rayana. Ibu Andra menyambut teman Rayana itu dengan hangat seolah sangat bergembira sekali melihat Rayana yang sudah bisa membuka hatinya untuk orang lain.

Di media sosial yang ia miliki pun, Rayana memajang status-statusnya seolah ia sedang dalam perasaan jatuh cinta yang sangat menyenangkan, semuanya begitu apik ditatanya tanpa ada satu orangpun yang curiga termasuk sahabat-sahabat dekatnya. Ketika ditanya oleh seoang sahabatnya, Rayana hanya menjawab akan memperkenalkanya satu waktu nanti. Hampir 2bulan dya melakukan hal itu. Dan yang paling parah adalah ia mengawasi setiap pergerakan anggota keluarga Andra di media sosial itu. termasuk tante-tantenya dan Om Andra. Rayana berubah menjadi seorang yang sangat sibuk dengan penyelidikannya tentang Andra, disamping pekerjaan kantornya tentunya. Sahabat-sahabatnya pun yang memang memiliki jadwal untuk bertemu secara rutinpun merasa keheranan dengan sikap Rayana yang tidak biasanya absen dalam pertemuan mereka. Tapi, Rayana tidak mempedulikannya.

Termasuk seseorang teman lama yang lumayan dekat dengannya, yang sudah beberapa kali mengajaknya bertemupun, teman SMA tepatnya yang sedang gencar mendekatinya pun, Rayana juga masiy tidak mempedulikannya. Ia terlalu sibuk dengan kegiatannya. Ini lebih penting dari apapun baginya. Satu hari nanti pasti aku jelaskan akan semuanya, pikirnya dalam hati. Semoga dya masih bisa menunggu dan menahan semua perasangkanya, apapun itu. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun