Mohon tunggu...
Grant Gloria Kesuma
Grant Gloria Kesuma Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Mari menulis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Obat Nyamuk

15 Oktober 2021   23:12 Diperbarui: 15 Oktober 2021   23:27 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku mengambil ponselku dari dalam tas. Lalu kubuka aplikasi permainan. Lebih baik main hape saja daripada mainin hati teman. Setelah bosan bermain, aku memotret pemandangan di luar. Untunglah banyak pemandangan yang bagus di luar, lebih bagus dari memandangi sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara sampai-sampai ditegur oleh bapak penjaga kereta.

"Dik, tolong duduknya diberi jarak, ya! Bisa lihat, kan, tanda silang yang ada di kursi? Tanda silang itu nggak boleh diduduki! Trus maskernya dinaikkan! Jangan turun kayak gitu!" hardik bapak penjaga.

Dalam hati aku berkata, 'Bapak kayak nggak pernah muda aja! Orang yang sedang jatuh cinta itu prinsipnya jangan ada jarak yang memisahkan kita, Pak! Penduduk asli di muka bumi ini cuma milik mereka berdua. Yang lain cuma ngontrak!'

Aku kembali memandang ke luar jendela sambil berpikir, 'Di luar sana, apa ada orang lain yang sering dijadikan obat nyamuk sepertiku?' Kuharap aku tidak sendiri. Kuharap masih banyak obat nyamuk-obat nyamuk di luaran sana yang jika dikumpulkan akan menghasilkan asap yang cukup untuk membuat sesak kaum-kaum yang membuat para obat nyamuk terbengkalai. 

Tapi...

Dalam hidup ini ada banyak pilihan, kan? Seharusnya aku bisa memilih untuk tidak menjadi obat nyamuk lagi. Ya! Aku nggak mau! Lain waktu, jika teman-temanku memperlakukanku seperti ini lagi... Tinggal saja! Bukan aku yang obat nyamuk, tapi mereka!

screenshot-20210428-220934-whatsapp-6169a79c06310e274506f673.jpg
screenshot-20210428-220934-whatsapp-6169a79c06310e274506f673.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun