Mohon tunggu...
Grant Gloria Kesuma
Grant Gloria Kesuma Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Mari menulis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Obat Nyamuk

15 Oktober 2021   23:12 Diperbarui: 15 Oktober 2021   23:27 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku melirik ke penunjuk waktu berwarna merah yang tergantung manis di dinding kamarku. Sudah pukul 1. Aku harus segera bersiap-siap. Dalam hati aku mengomel kenapa aku bisa mengiyakan ajakan Miyana tanpa melihat jam dulu. 

Duh, kenapa sih aku selalu mengiyakan ajakannya? Padahal dia selalu tiba-tiba mengajak jalan. Beda dengan aku yang tidak suka dengan kegiatan dadakan. Aku harus mempersiapkan segala sesuatu dari jauh hari.

Pukul 2 tepat aku tiba di stasiun yang disebutkan Miyana. Aku mencarinya ke sana ke mari tapi tak menemukan sedikit pun jejak kakinya. Hmm... jangan-jangan dia belum sampai? Kebiasaan lama Miyana. Kalau janjian jam sekian selalu telat paling tidak 15 menit. Padahal dia yang mengajak, tapi dia juga yang selalu ngaret. Dasar aneh!

Benar sekali dugaanku. 15 menit kemudian Miyana baru tiba. Tapi... tunggu dulu! Siapa yang ada di belakangnya? Cowok tinggi berkulit sawo matang itu... 

"Hai, Ri! Maaf aku telat. Aku tadi nungguin Derino dulu!" kata Miyana dengan napas tersengal-sengal.

Oh, jadi cuma kita aja itu maksudnya aku, Miyana, dan pacarnya. Ckckck! Namun aku menjawab, "Oke. Nggak apa-apa. Baru lima belas menit saja, kok."

"Derino mau ikut juga naik LRT. Nggak apa-apa, kan?" tanyanya.

"Oh, nggak masalah. Ayo beli tiketnya!" jawabku. Dalam hati aku mengumpat, 'Ya nggak mungkin, kan, si pacar kesayangan ini aku suruh pulang karena kehadirannya bakal mengganggu. Yang janjian itu, kan, aku dan Miyana. Kok si pacar ini bisa ikut juga, sih! Sebel! Dasar obat nyamuk!'

Setelah tiket ada di tangan, kami menunggu kedatangan kereta di ruang tunggu. Selama menunggu, Miyana dan pacarnya berfoto-foto ria tanpa mempedulikan aku. Mereka asyik senyum-senyum haha-hihi berdua. Sementara aku mengembuskan napas panjang tanda tak suka. Akhirnya aku berswafoto untuk mengurangi rasa kesalku.

Tak lama kemudian kereta tiba. Petugas stasiun mempersilakan kami untuk naik. Aku mengikuti Miyana dan pacarnya masuk ke dalam kereta. Miyana memilih kursi yang tidak jauh dari pintu. Aku memilih untuk duduk agak jauh dari mereka.

"Eh, dekat sini saja. Kenapa duduk jauh-jauh?" kata Miyana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun