* * *
"Hei... sedang apa kau!!" ucap seorang tinggi besar ke arah W.
'Sial! Ada yang melihat.' W. mengumpat dalam hati.
Si pria besar segera berlari ke arah W. Dan W. segera tahu ia harus segera melumpuhkannya. Karena percuma lari dengan si Fahri yang terlanjur ia belum sempat masukkan ke dalam bagasi mobilnya. W. mengambil suntikan dari dalam sakunya.
"Sedang apa kau!!?" Tanya pria besar tadi saat sudah dekat.
"Sedang..." W. segera berkelit lincah menusuk leher bagian kanan pria besar tadi.Â
"Ahhhgg!!" si pria besar tadi berteriak hebat. Untungnya di parkiran lantai bawah ini sudah tidak ada siapapun.
Tak lama si pria besar segera jatuh berlutut. Tak lama badannya segera berdebum keras menghajar aspal tempat parkir ini.
'Ah, nambah beban saja kau ini!' W. segera memasukkan si pria besar tadi ke tempat duduk penumpang di mobilnya. Fahri yang belum siuman pun segera ia masukkan ke dalam bagasi.
W. segera mengarahkan mbilnya jauh ke atas bukit di luar kota ini. Disana Abah sudah menunggu Fahri, si pejabat busuk. Pejabat yang sejak 3 bulan lalu sudah W. pelajari gerak-gerik dan kebiasannya. Dan malam ini W. berhasil melumpuhkannya. Sayangnya ada, si pria besar ini yang mengetahui aksinya. W. tidak tahu harus berbuat apa dengannnya. Dibunuh saja? Padahal ia tidak bersalah.Â
Sesampainya di gubug, W. segera menurunkan si pria besar.Â