Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Trilogi 18 | Laki-Laki Korban Pelecehan

24 Mei 2022   19:13 Diperbarui: 24 Mei 2022   20:37 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai salah satu temanku diam-diam menyeret bangkunya hingga kami duduk bersebelahan.

"Udah ngapain aja nih sama Arina?" tanyanya menggoda setengah berbisik.

Keringat dingin menetes meski aku berada di ruangan ber-AC. Bagaimana mungkin kejadian dua hari lalu itu bisa langsung diketahui olehnya? Atau mungkin, tatapan yang kurasakan dari rekan lainnya adalah soal itu. Dan yang bisa membocorkannya hanyalah perempuan itu langsung.

Pertanyaan itu sama sekali tak kujawab, meninggalkannya yang kebingungan melihatku tiba-tiba pergi. Aku turun ke lantai tiga, tempat di mana karyawan bagian sales berkumpul. Di lobi itu, kami bicara empat mata.

"Maksud kamu apa sih cerita ke orang-orang soal kejadian itu?" tanyaku penuh tekanan meski dengan volume rendah.

"Lho, memangnya kenapa? Itu hal lumrah kok. Lagi pula kita sama-sama menikmatinya, kan?" Ia bertanya balik dengan santai.

"Dengar baik-baik," kataku menahan emosi dengan memberi telunjuk ke hadapannya. "Nggak ada kesepakatan antara kita untuk melakukan itu. Aku dipaksa minum banyak dan dalam kondisi setengah sadar."

Jantung ini berdetak kencang dengan air mata yang masih bisa kutahan. Enak sekali dia memperlakukanku seperti boneka, lalu menyebarkan cerita bahwa aku ikut menikmatinya.

"Berapa kali perlu aku bilang sih, aku itu dipaksa! Dan ini semua nggak sekotor yang kalian pikir. Kita nggak sampai berhubungan seksual!"

Entah berapa kali aku harus menjelaskan pada rekan-rekan kerjaku itu agar mengerti bagaimana kondisi yang sebenarnya. Tapi tetap saja, mereka meremehkan sambil tertawa puas di hadapanku.

"Udah lah, Ren, santai aja sama kita. Hal kayak gitu udah biasa, kok."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun