"Agnia, kamu sudah masuk ke dalam permainan kotornya. Kali ini, kita balas dengan cara yang tidak kalah kotor."
***
Maka di sinilah aku saat ini, berdiri di sebuah panggung kecil dalam restoran keluarga bintang lima sebagai salah satu pengisi acara di acara pertuangan Gama, laki-laki brengsek itu. Raka yang mengatur semuanya hingga aku bisa membawakan lagu di acara penting ini.
Untungnya juga sobat laki-lakiku ini sangat cerdik melakukan banyak cara ke Wedding Organizer untuk bisa merekomendasikan aku bernyanyi dengan melihat latar belakangku yang memang sering mendapatkan banyak penghargaan sejak bangku sekolah.
Pertama bertemu sebelum acara mulai aku bisa melihat keterkejutan Gama dari raut wajahnya. Ia tak bisa berkata-kata, sementara aku dengan santainya memberi salam, termasuk ke pasangannya yang sama-sama mengenakan pakaian nuansa batik serba coklat.
"Hai, Gama dan Fira, kenalkan ini Agnia sebagai penyanyi di acara kalian nanti," kata Raka dengan senyum liciknya.
"Halo, Agnia. Kamu cantik sekali pakai gaun ini," katanya memuji setelah kami berjabat tangan.
"Congrats untuk kalian. Aku ikut bahagia."
Acara inti dimulai. Prosesi sakral itu berlangsung khidmat dengan kehadiran keluarga besar dan orang terdekat. Penukaran cincin pada masing-masing pasangan mulanya terasa sesak di dadaku. Tapi Raka berusaha menenangkan dengan menggenggam tangan kiriku.
Sekarang giliran aku yang bertugas, membawakan beberapa lagu di puluhan pasang mata yang sedang menikmati hidangan. Salah satu yang kunyanyikan adalah lagu Brisia Jodie berjudul Kisahku.
Kini kau pergi, meninggalkan luka ini...
Sesuka hati kau permainkan rasaku...