"Usia kamu udah kepala tiga, Key. Udah waktunya berumah tangga. Calonmu itu juga jauh lebih mapan dari saya. Apalagi yang kamu ragukan? Apa kamu khawatir permainan dia nggak akan sehebat saya?"
Sejujurnya apa yang Damar lakukan terhadap Keyla memanglah membuat candu, terutama bagaimana ia memberikan ciuman hangat yang membasahi bibir, kemudian turun ke leher hingga ke seluruh tubuh lawannya. Keyla mengakui bahwa ia selalu memiliki klimaks terbaik pada setiap permainan.
Tapi yang jadi masalah utama ternyata tak sesederhana itu. Entah ini bisa disebut sebuah kesalahan atau bukan, tapi Damar tidak hanya bisa merebut tubuhnya saja, namun juga hatinya.
Ia telah jatuh cinta, pada seseorang yang di luar dugaannya.
***
Acara lamaran akan disenggelarakan satu minggu lagi di kediamannya sendiri. Keyla tak repot menyiapkan ini itu karena semua sudah diatur oleh WOÂ yang dipercayakan calonnya.
Namanya Satria, laki-laki usia 32 yang menjabat sebagai kepala cabang salah satu bank swasta. Dialah laki-laki yang dipercayakan keluarga Keyla untuk menjadi pasangan hidup gadis itu.
"You okay?" tanya Satria hati-hati yang melihat Keyla lebih sering melamun belakangan ini. "Kalau kamu masih ragu soal pertunangan kita, aku bisa mendiskusikan ulang jadwal lamarannya."
"Itu nggak perlu. Aku udah bisa menerima semuanya."
Ucapannya tadi adalah kebohongan kecil. Sebenarnya, ia belum bisa menerima ini. Sebulan berlalu sejak pertemuan terakhir dengan Damar di hotel kala itu masih meninggalkan banyak pertanyaan di pikiran Keyla, terutama tentang kenapa Damar tak bisa menerima perasaannya.
"Ada batas yang seharusnya nggak kita lewati." Pikiran Keyla melayang mengingat kembali apa yang dikatakan Damar. "Kita cukup jadi FWB, Key! Kenapa kamu minta lebih?"