Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Denting Rahasia pada Jeda Waktu Berbeda

27 Maret 2021   17:53 Diperbarui: 27 Maret 2021   17:57 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa kita pernah ketemu sebelumnya?"

Tatapannya yang semula biasa saja, kini tersenyum seakan senang bahwa aku mulai menyadari sesuatu. Ia menatapku sebentar, kemudian kembali fokus di jalanan yang masih hujan.

"Ya, kita pernah ketemu. Bahkan sangat akrab."

***

Hujan sudah benar-benar reda. Surya sudah menghentikan mobilnya di depan rumahku, tapi diri ini seakan membeku dan tak mampu untuk melakukan gerak. 

Semua yang ia ceritakan di perjalanan benar-benar menenggelamkanku pada lamunan tanpa akhir. Aku benar-benar tak menyangka bahwa lebih dari 15 tahun lalu kita pernah bertemu.

Ibuku memang seorang single parent. Ayah kandungku sudah lama pergi bahkan sejak aku masih berusia 3 tahun. Mereka bercerai, sampai lima tahun kemudian Ibu bertemu dengan pasangan hidupnya yang baru. 

Mereka menikah dan bahagia meski aku harus hidup dengan Ayah tiri. Namun, maut yang akhirnya memisahkan keduanya. Ayah tiriku mendadak kena serangan jantung yang membuat nyawanya tak terselamatkan.

Dan Surya, laki-laki ini, adalah orang yang dulu sekali pernah menyukai Ibuku. Berawal dari pertemuan pertama mereka di SMA tahun 1996. 

Surya adalah siswa baru, sementara Ibu adalah senior yang usianya 2 tahun lebih tua. Laki-laki itu sempat menyatakan cinta, namun ditolak secara halus karena memang dia bukanlah tipe Ibuku.

"Saya tahu waktu itu ibu kamu sudah menikah, sampai kamu lahir. Saya juga mendapat kabar kalau orang tua kamu terpaksa bercerai," kata Surya ketika kami masih di perjalanan. "Lalu tanpa sengaja, kami bertemu lagi ketika usia kamu 5 tahun. Mungkin usia saya sekitar 24 saat itu yang baru lulus kuliah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun