"Apa ini akhir dari segalanya?" tanyanya kala itu.
"Aku nggak tahu,"Â jawabku dengan tatapan kosong, lalu meletakkan tanganku di telapak tangannya. "Jika pun ini akhir, setidaknya kita masih bisa hidup di kenangan masing-masing. Iya, kan?"
Dan hari itulah yang menjadi patah hati terbesarku, berusaha sekeras mungkin untuk bisa lepas dari semua kenangan yang pernah terukir. Sampai akhirnya dia datang kembali ketika aku benar-benar telah melangkah.
Maaf, mantan, aku memilih untuk pergi karena tak mau mengambil risiko yang lebih dalam lagi.
Kepada Mantan, Biarkan Aku Menitip Kenangan - Selesai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H