Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Kepada Mantan, Biarkan Aku Menitip Kenangan

6 Februari 2021   19:55 Diperbarui: 6 Februari 2021   20:04 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada nama dia dan seorang lelaki yang menurutku asing ketika membacanya. Kurang lebih sebulan lagi hingga hari bahagia itu tiba. Apa aku akan datang? Masalahnya aku tak bisa datang seorang diri di pernikahan mantan.

Dia hanya sebentar duduk di sini. Minuman yang sudah dipesan sebelumnya pun hanya dihabiskan setengah, meninggalkan aku sendiri bersama barang-barang penuh kenangan yang seharusnya tak perlu lagi aku simpan.

***

Ada satu tempat lagi yang menjadi favoritku. Bangunan tua terbengkalai yang lokasinya cukup jauh dari jalan utama. Tingginya sekitar 7 lantai. Biasanya tempat ini aku datangi ketika sedang ada masalah. Entah itu sedih atau marah sekalipun. Lantai paling atas adalah tempat terbaik untuk teriak dan melepaskan beban.

Kotak yang diberikannya tadi ikut kubawa sampai ke lantai paling atas. Di sana aku pikir hanya sendirian, tapi aku salah dan tak menduga ternyata perempuan itu sudah duluan sampai. Sedang menatap kota dari tempat yang tinggi.

Ia menyadari kehadiranku karena langkah kaki yang menaiki tangga memang terdengar jelas. Kami bertatapan beberapa saat sembari aku menaruh kotak ini di permukaan lantai yang penuh debu. Jeda sejenak, sampai ia mendekat.

"Apa yang terjadi?" tanyaku dengan tatapan tajam.

"Tawaran kamu dulu apa masih berlaku?" Dia justru bertanya balik, dengan sorot mata yang sendu.

Sejenak aku membawa ingatan ke beberapa tahun lalu ketika kami berdua masih menjalin hubungan dan bekerja di satu tempat yang sama. Ketika benar-benar ingin membawa hubungan ini ke yang lebih serius karena mengingat usiaku kala itu hampir menyentuh kepala tiga, ada beberapa tahap yang harus kami lewati.

Dalam aturan perusahaan disebutkan bahwa tidak boleh ada karyawan yang terikat keluarga, termasuk soal pernikahan. Intinya, salah satu harus mengalah.

"Sebentar lagi aku dapat promosi. Jelas aku nggak bisa resign."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun