"Ya, perempuan. Kita baru selesai Ujian Nasional. Sebentar lagi akan pisah dan... aku cuma mau memberi kenang-kenangan."
Kami berbincang sejenak dengan beberapa pertanyaan yang kuajukan. Hanya untuk memastikan kira-kira bunga apa yang cocok untuk gadis itu.
"Gimana? Mau coba Bunga Matahari?" tanyaku sekali lagi memastikan setelah sebelumnya menjelaskan banyak arti dari bunga matahari.
"Saya ambil 1 buket," jawabnya mantap.
Aku dan pembeli pertama ini beranjak ke dalam, memperkenalkan Risna dan Danar sekaligus menyuruh mereka berdua untuk menyiapkan pesanan.
"Tenang, ada diskon 10% untuk pelanggan baru," kataku sebelum benar-benar meninggalkan toko.
***
"Bu Ane!" seruku ketika seorang perempuan paruh baya datang sendirian ke toko. Kami berdekapan beberapa saat. Risna dan Danar yang sudah sering bertemu pun ikut menyapanya.
Di toko ini kami memang menyediakan satu spot khusus untuk duduk. Hanya dua kursi rotan dan satu meja kaca bundar. Maka di sinilah aku dan Bu Ane berbincang sejenak. Biasanya kami saling berbasa-basi dahulu dengan menanyakan kabar masing-masing. Barulah ke inti pembicaraan soal bunga yang akan dipesan. Terakhir yang aku tahu, Bu Ane memesan bunga sekitar 4 bulan lalu saat anak keduanya wisuda.
"Bapak resmi pensiun beberapa hari lagi. Jadi Ibu mau kasih sesuatu yang spesial."
"Wah, sekarang jadi punya waktu lebih banyak dong untuk berduaan," candaku.