***
"Lo coba bayangin kalau berhasil mendapatkan Stefani. Bintang kelas anak IPS dan sang diva olimpiade resmi jadian. Ini akan viral dan punya sejarah tersendiri buat sekolah kita."
"Lebay, ah," jawab Alva malas sambil berbaring di tempat tidurnya.
Alva masih tak kuasa mengingat kejadian tadi yang benar-benar membuatnya malu. Ia pikir Stefani masih jadi teman sekelasnya, sama ketika mereka duduk di kelas 3 SMP. Tapi sayangnya kini seragam sudah berubah, yang juga memisahkan keduanya pada kelas dan jurusan berbeda namun tetap di sekolah yang sama.
Faris yang sudah melepas kemeja sekolahnya dan hanya mengenakan kaos putih polos, kini terpaku kembali pada layar ponsel. Apalagi ia tahu bahwa Alva memasang wifi di rumahnya. Streaming YouTube pun menjadi pilihan untuk menonton film-film pendek favoritnya.
Lama mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sampai pada satu titik, Faris menyadari sesuatu.
"Al, kasih dia sesuatu aja biar dia ngerasa jadi orang spesial buat lo."
"Kasih apaan? Ulang tahunnya aja masih lama."
"Lo lupa tiga hari lagi valentine?"
***
Berbekal dengan uang jajannya yang tak seberapa, Alva membeli sekotak coklat di minimarket dekat sekolahnya. Coklat spesial valentine itu dikemas dengan cantik. Berbungkus love warna merah yang isi coklatnya kecil-kecil dengan bentuk yang bervariasi. Rencananya ia akan menaruh coklat tersebut di motor Stefani ketika pulang sekolah dan menaruh kartu ucapan di sana.