"Shit, aku lupa dong hp ketinggalan di kantin B2. Temenin yuk, Fil," kata perempuan berambut pendek itu.
 "Ya udah, ayo."
Basement nomor 2. Di sanalah kantin yang di maksud Sintia barusan. Kami menggunakan lift dan turun 2 lantai agar cepat sampai. Untungnya penjaga kantin di sana belum pulang. Ponsel Sintia pun sudah diamankan dengan kondisi baik.
Di sana pulalah aku bertemu dengan Bayu, lengkap dengan helm kuning yang masih digenggamnya. Ternyata ia baru dari toilet di basement ini karena toilet di atas sudah ditutup.
Akhirnya kami bertiga bergegas menuju lift untuk segera ke atas. Bayu akan berhenti di Basement nomor 1, tempat motornya disimpan. Sementara tujuanku dan Sintia ada di lantai LG yang dekat dengan ke lobby utama.
Kami memasuki lift di waktu yang bersamaan. Begitu aku hendak menekan tombol B1 dan LG, tombol B4 sudah dalam kondisi menyala di mana pernah ditekan sebelumnya. Aku sedikit kaget, kemudian menatap Bayu dan Sintia bersamaan ketika lift tertutup.
"Kok tombol B4 nyala?" kataku.
"Fili, ini nggak lucu," jawab Bayu dengan wajah serius.
Aku mencoba menekan tombol B1 dan LG, namun sama sekali tidak ada perubahan. Lift tertutup, bergerak pelan ke bawah, yang mana menuju Basement nomor 4.
"Ngapain ke B4, sih?" tanya Sintia panik yang ikut mencoba menekan tombol lain.
Lift berhenti kemudian membuka pintunya dengan perlahan. Di sana, sesuatu mengejutkan kami. Sintia sempat berteriak, namun aku dan Bayu masih bisa cukup tenang meski raut wajah kaget bercampur takut tidak bisa disembunyikan.