"Sementara ini memang perlu waktu sendiri-sendiri dulu, sih. Dan ya... sebagai sahabat, seperti waktu pertama kenal dulu. Iya, nggak?"
"Nah, itu poinnya. Kita udah sama-sama dewasa ini. Nggak perlu ada lah istilah mantan dan lain-lain. Kalaupun kita jodoh, nanti juga dipertemukan lagi."
"Love you, Janet."
"Love you too, Ethan."
Janet menyandarkan kepalanya di bahuku. Kami tetap di sini menikmati suasana pantai dan tenggelamnya matahari yang berwarna jingga pekat. Memang, hubungan kami berhenti sampai di sini. Tapi yang namanya persahabatan seharusnya tidak boleh berakhir, bukan?
Setidaknya aku pernah jadi orang penting di hidupnya, begitu pula dia yang pernah jadi orang penting dalam hidupku. Meski hanya sebatas pernah, sampai kapapun aku akan tetap menyayanginya sebagaimana saat pertama kali mengenalnya.
Kita yang Hanya Sebatas Pernah - Selesai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H