April 2017, Jakarta
Tanggal 8 April ini adalah hari ulang tahun Janet yang ke-24. Aku sengaja mengambil cuti panjang untuk datang ke Jakarta agar bisa merayakannya langsung bersama Janet. Terakhir kami merayakan ulang tahun bersama kalau tidak salah dua tahun lalu sebelum aku kerja di Bali.
Jam sepuluh pagi hari itu aku sudah berada di depan rumahnya dengan membawa sebuket bunga dan hadiah yang dibungkus kertas cantik. Aku yakin, dia pasti suka.
"Surprise!" kataku riang ketika ia membuka pintu. Jelas, ia sangat terkejut.
Di situ aku menyadari bahwa Janet bukan sekadar terkejut saja. Dari tatapannya itu aku tahu ia tidak seperti menerima kehadiranku.
Ia memintaku untuk masuk. Tapi aku memilih untuk diam di luar saja dengan alasan tidak akan lama di sini.
"Kenapa kamu nggak bilang mau ke Jakarta, sih? Hari ini pula. Aku udah ada janji sama orang masalahnya, makanya aku kaget," kata Janet memberi alasan.
"That's okay. Kamu mau pergi sama supervisor kamu itu, kan? Harusnya aku sadar, ternyata ada orang yang bisa menggantikan posisi aku di sini."
"Ethan, ini nggak seperti yang kamu pikir. Semuanya murni masalah kerjaan. Aku nggak cuma berdua doang. Lagian sejak kapan sih kamu jadi cemburuan gini?"
"Apapun alasannya, aku nggak peduli."
Detik itu juga, aku pergi dari rumahnya. Jatah seminggu cuti itu pun hanya aku habiskan bersama keluarga saja, tanpa Janet. Entahlah, aku butuh waktu sendirian tanpa perempuan itu untuk menjernihkan semua pikiran. Hanya sebentar saja.