"Rumah sakit lagi?" tanyaku lemas.
DF berbalik memandangku sebal. Mendekat perlahan dengan suara sepatu model boots-nya yang terdengar jelas.
"Berapa kali kamu lupa minum obat?" Dia balik bertanya.
"Cuma dua kali."
"Itu fatal, Je! Harusnya kamu selalu minum obat tanpa melewatkannya satu kali pun!" serunya dengan nada tinggi.
Aku menarik napas.
"Kalau aku tidak datang, gimana dengan keadaan kamu, hah? Ingat, kamu itu hanya tinggal seorang diri di rumah karena orangtua kamu sedang ada di Surabaya!"
Jujur, aku tidak ingin berdebat, tapi semua ini memaksaku untuk bangkit. Ketika aku mencobanya, hampir semua badan terasa sakit. Sial!
"Don't move." DF berkata pelan.
"Aku mau cari udara segar."
Sekali lagi aku mencoba. Berhasil duduk, meski selang infus sedikit menghalangiku.