“Semua masalah, ketika saya mengkonsumsinya seakan hilang. Berlarut-larut seperti itu, saya jadi lupa kalau saya tengah mengandung”
“Perkenalkan, ini anak saya, namanya Berkah. Kelak saya ingin anak ini tak seperti saya dan suami saya. Kehidupannya harus lebih baik, meski sementara waktu harus tinggal di sempitnya blok tahanan.”
***
Sudah waktunya Marni dan adiknya yang telah kutahu bernama Susi untuk menjalani sidang. Hari ini, keduanya mendengar putusan dari majelis hakim. Di ruang persidangan, kulihat mereka sering kali menunduk dan menutup mata. Mungkin saja mereka berdoa, agar putusan majelis meringankan keduanya.
“Mengadili, memutuskan, menjatuhkan pidana penjara selama 10 tahun terhadap terdakwa Marni dan Susi dikurangi selama keduanya menjalani masa tahanan,” tegas majelis hakim.
Deg!
Jantungku seakan berhenti. Mungkin itu pula yang dirasakan keduanya.
Saat itu juga, aku memilih untuk meninggalkan ruang sidang. Menjauhi gedung pengadilan. Diam seribu bahasa.
“Semoga Marni mengambil hikmah dari semua ini, dan Berkah tumbuh menjadi anak yang sholehah,” ucapku dalam hati sembari mengencangkan laju sepeda motorku.
*** S E L E S A I ***
Ilustrasi: Foto Pribadi (Diedit)