Marah - marah ala sinetron yang dibawa Deni sangat terasa, lempar handphone, dagu naik, arogansi, tidak menghargai orang lain, gila harta, gila wanita, peran seperti itu banyak kita temukan di layar kaca televisi swasta Indonesia. Scene ketika Deni melempar sepatu pada seorang DJ menjadi scene marah - marah yang tidak memancing emosi, barangkali sang sutradara ingin memperlihatkan Deni dengan karakter emosi tidak terkontrol, tapi secara keseluruhan Deni tidak menemukan hal tersebut.
Ketika Deni memainkan scene yang tenang dan berusaha meyakinkan Saski, wibawanya pun tidak terbangun dengan baik, menyentuh wajah, rambut, memberi bunga, pelukan dan kecupan terhadap Saski tidak membantu Deni untuk menemukan karakter yang kuat, justru Wafda Saifan yang berperan sebagai Galih lebih menemukan karakter tersendiri, walaupun secara durasi dan scene, Galih tidak bermain banyak dalam film ini, tapi, karakternya tetap terbawa sampai film ini selesai.
Melihat Andra sebagai support dalam film, tetapi tanpa latar belakang. Beberapa scene yang Andra mainkan memang berperan sebagai sahabat dari Saski, ia yang memberi solusi dan support, ia juga menjadi tempat curhat oleh Saski.Â
Tetapi, saya tidak melihat latar belakang Andra yang kuat, beberapa adegan ketika keluarga Saski bertemu dengan keluarga Deni ia juga hadir di sana, ini menjadi pertanyaan, lagi! Apa peran dan kepentingan Andra berada di sana? Saya tidak menemukan hal tersebut.Â
Latar belakang Andra sangat lemah, dalam film, tidak ada keterangan hubungan antara Andra dan Saski selain teman, tidak ada kedekatan dari Andra terhadap keluarga Saski, atau hal terdekat Saski, tapi memaksa ia menjadi penting hanya untuk membawa kabar tentang kemungkinan gagal pernikahan tersebut. Peran Andra yang lemah dan tidak jelas yang hadir tanpa asal - usul. Tetapi ia cukup baik dalam akting, dialog dengan aksen Bali, serta tipikal cewe yang friendly.
Secara keseluruhan, peran - peran penting dalam film ini tidak memiliki latar belakang yang kokoh, bahkan Saski sendiri tidak begitu kuat sebagai seorang fashion blogger, belum lagi Rio, yang tidak diberi cerita atau pengenalan, kenapa ia bisa expert pada dunia sepatu.Â
Satu - satunya latar belakang yang dapat diterima adalah, peran Deni sebagai anak orang kaya, ya, anak orang kaya yang marah - marah, tidak seperti Bapak atau Ibunya yang tenang, tidak juga seperti adiknya yang sabar. Jadi, istilah "Buah tidak jauh dari pohonnya" terbantahkan pada peran Deni.
Secara keseluruhan, cerita pernikahan antara Deni dan Saski yang menjadi salah satu latar belakang dari film, terkesan terlalu ringan, dalam dialog selalu disampaikan bahwa Saski tidak memiliki pilihan, dan harus menikah dengan Deni, itu hanya terdengar dari dialog, tetapi kita tidak melihat Saski yang terasa terpaksa atas perjodohan dalam setiap adegan, semua berjalan biasa saja, salah satu hal yang membuat film ini gagal sampai pada puncak klimaks, cerita dan latar belakang yang lemah.
- Siapa yang menjadi Antagonis?
Secara pribadi saya melihat peran antagonis bisa bercabang tiga. Jika secara umum Antagonis yang kita maksud adalah tokoh jahat dalam sebuah cerita atau film, maka itu terlalu dasar. Antagonis bisa kita artikan sebagai tokoh yang membawa konflik dan menentang konflik utama. Tokoh ini memiliki watak yang keras dan cenderung berusaha untuk menggagalkan tokoh utama, kehadiran antagonis atau tokoh jahat ini tentu akan membawa jalan cerita lebih menarik.
Banyak yang mengira Deni adalah tokoh antagonis dalam film ini, dengan watak yang keras, emosi, dan Bahasa yang kasar, jika kita kembali pada tokoh jahat di atas, bisa jadi Deni adalah tokoh jahat tersebut, dengan berbagai sikap dan karakter yang semena - mena, emosi yang meledak - ledak, dan manja, tentu antagonis bukan hanya soal marah dan emosi, lebih dari itu. Bisa saja Deni menjadi antagonis, jika, Saski menjadi protagonist dan berperan untuk membalas jasa dari keluarga Deni, dengan cara menikah dengan Deni dan tidak memiliki pilihan.
Tetapi, lain sisi, Saski bisa saja menjadi antagonis, jika, Deni menjadi protagonist, dengan alasan yang cukup menarik, karna Saski yang membawa masalah masuk dalam kehidupan mereka, ia lebih dahulu berselingkuh dengan Rio, hal tersebut dibuktikan dengan jalan bersama, ciuman dan memberi peluang Rio untuk masuk lebih dalam pada kehidupan Saski, segala permasalahan justru dibawa oleh Saski, tetapi Saski merasa paling dikhianati ketika mengetahui Deni berselingkuh atau bermain wanita di hotel, tanpa disadari, Saski lah yang memulai semuanya.