Sebagian besar masyarakat dunia menganggap bahwa konflik antara Israel dan Palestina memiliki dimensi agama. Namun, akar konflik sebenarnya berasal dari persaingan klaim atas tanah di wilayah Palestina. Konflik ini timbul karena bangsa Yahudi berkeinginan untuk mendirikan tanah air nasional di tanah Palestina. Mereka menganggap Palestina sebagai tanah yang dijanjikan, dengan keyakinan bahwa Yerusalem harus menjadi ibu kota Israel.
Israel yang merupakan pendatang dan memiliki keinginan besar untuk memiliki wilayahnya sendiri dapat dikategorikan sebagai id. Id di sini maksudnya adalah kebutuhan dasar manusia yang mendasarkan pada prinsip kesenangan yang berusaha memuaskan semua keinginan dan kebutuhan. Jika ini tidak tercapai, ketakutan dan ketegangan muncul. Lalu, keinginan Israel yang besar untuk mengambil alih wilayah Palestina yang dianggap sebagai jantung hati dunia Arab karena wilayah negara Palestina yang sangat strategis karena menjadi titik hubungan antara benua Asia, Afrika, dan Eropa termasuk ke dalam superego. Superego disini maksudnya adalah komponen moral dalam kepribadian, yang muncul dari pengajaran orang tua atau norma dan nilai sosial, berdasarkan pada prinsip moral dan penilaian etika. Superego dan ego memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang serupa terkait suatu hal; superego membuat keputusan berdasarkan standar moral, sementara ego mengambil keputusan dengan mempertimbangkan pandangan orang lain. Kemudian ego mereka yang bertindak untuk memilih mengikuti id atau superego yang ada. Namun, mereka lebih memilih untuk mengikuti superego dan melakukan genosida di Palestina serta merebut wilayah mereka. Hal ini dapat dikategorikan sebagai ego. Ego merupakan bentuk pertanggungjawaban dari kepribadian dalam menghadapi realitas. Proses sekunder menjadi sarana yang digunakan oleh ego untuk mencapai tujuannya. Proses ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan menemukan objek yang dapat memenuhi kebutuhan. Secara sederhana, fungsi ego adalah mengelola dorongan-dorongan dari id agar sesuai dengan realitas.
KESIMPULAN
Konflik Israel-Palestina, salah satu yang terpanjang dan paling kompleks dalam sejarah kontemporer, berasal dari pendudukan wilayah Palestina oleh Israel. Pertempuran berkepanjangan melibatkan perlawanan dari pejuang rakyat Palestina dan pasukan militer Israel, menciptakan ketegangan yang belum surut sejak dimulainya konflik. Meskipun banyak yang menganggap dimensi agama sebagai penyebab konflik, akar sebenarnya adalah persaingan klaim atas tanah di wilayah Palestina. Bangsa Yahudi menginginkan tanah air nasional di tanah Palestina, memandangnya sebagai tanah yang dijanjikan dengan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Dalam analisis psikologis, keinginan Israel untuk mengambil alih wilayah Palestina dapat dikategorikan sebagai dorongan dari id, mendasarkan pada prinsip kesenangan untuk memuaskan kebutuhan dasar manusia. Namun, aspek moral dan etika dalam tindakan ini dapat diinterpretasikan sebagai superego, yang seharusnya memandu tindakan manusia berdasarkan norma dan nilai sosial. Konflik ini mencerminkan pertarungan antara kebutuhan dasar manusia, dorongan id, dengan pertimbangan moral dan etika, representasi superego. Dalam konteks psikologi kepribadian, perwujudan ego terlihat dalam upaya mengelola dorongan-dorongan id agar sesuai dengan realitas.
Pertentangan antara id dan superego dalam konflik ini menunjukkan kompleksitasnya, di mana keinginan untuk memiliki tanah air bertabrakan dengan pertimbangan etika. Selain menjadi masalah regional, konflik ini memiliki dampak global, memerlukan pemahaman mendalam dan upaya bersama untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan. Kesimpulannya, penyelesaian konflik Israel-Palestina membutuhkan pengakuan terhadap kompleksitasnya dan komitmen bersama untuk mencapai solusi yang memperhitungkan kebutuhan dasar, etika, dan kesejahteraan kedua belah pihak.
Link Video Podcast: https://www.youtube.com/watch?v=HXrEU4UHszI
DAFTAR PUSTAKA
Habsy, B. A., Mufidha, N., Shelomita, C., Rahayu, I., & Muckorobin, M. I. (2023). Filsafat Dasar dalam Konseling Psikoanalisis: Studi Literatur. Indonesian Journal of Educational Counseling, 7(2), 189-199.
Vitry, H. S., Syamsir, S., Ummatin, K., Azzahra, M. H., Amanda, A. P., & Suci, D. P. (2023).
KONFLIK ISRAEL DAN PALESTINA “ANALISIS MANAJEMEN KONFLIK YANG MEMPENGARUHI MENTAL HEALTH ANAK ANAK PALESTINA”. Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial, 2(2), 46-56.