Mohon tunggu...
Gianto Kwee
Gianto Kwee Mohon Tunggu... Teknisi - Mechanical Design

Lahir di Tulung Agung, Jawa Timur, Sekolah di Bltar sampai SMA, tinggal di Jakarta sejak 14 November 1974, Berusaha menjalani HIDUP HARI INI dengan baik dan selalu belajar untuk makin tumbuh Dewasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kekasihku Namanya Jessy, Panggilan Mesraku "Si Gila"

12 Februari 2016   19:23 Diperbarui: 13 Februari 2016   09:13 2222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Diwaktu kecil kamu juga pasti sangat cantik, nona cilik yang begitu menyenangkan dan cantik, biar pakai baju rombeng pasti juga tetap cantik “ Kataku

Dia tersenyum genit, katanya “Waktu kecil aku selalu rindu, yaitu merindukan baju kain kembang”

“Dan setelah Dewasa ?”

“Aku selalu merindukan kamu, Suamiku ! Katanya merayuku

Hatiku terguncang, rasa cemas, takut dan was-was s tiba-tiba lenyap !  dan sungguh, aku mau memeluk dia, tapi badanku masih terikat kuat di ranjang !

“Gila Sayang, lalu sampai umur berapa engkau baru terkabul memakai baju kembang ?”

“Kamu tidak pernah miskin, tentu tidak tahu penderitaan anak keluarga miskin ! Tatkala itu meski rambutku hanya memakai seutas pita merah, aku sudah merasa kegirangan setengah mati. Waktu aku berusia tujuh tahun, ketika dekat tahun baru, ayah telah menggiring Babi yang telah kami pelihara dengan susah payah ke pasar untuk di jual, ayah berjanji akan membelikan kain kembang untuk dibuatkan baju baru untukku. Coba bayangkan betapa girangku. Maka baru satu jam ayah pergi, dengan tak sabar aku sudah menantinya di depan rumah, tapi ayah belum pulang meski aku sudah keluar masuk rumah beberapa kali. Akhirnya setelah dekat Magrib, dari jauh kelihatan ayah mendatangi dengan pelahan, segera aku berlari menjemputnya, tapi betapa terkejutnya aku, baju ayah robek disana-sini, mukanya merah bengkak, bahunya berdarah pula, pasti ayah baru dihajar orang !     Aku bertanya :” Ayah mana baju kembang yang ayah janjikan ? “

”Tapi ayahku tidak menjawab, dia hanya menggelengkan kepala sambil meneteskan air mata, dan aku bertanya lagi, ayah kain kembang yang kupesan sudah kamu beli atau belum ?” Dengan menyesal ayah memegang tanganku katanya : “Uang penjualan babi dirampas oleh Juragan Bohir, Ayah berhutang padanya, dengan ditambah bunga pinjaman uang penjualan babi habis, aku Dipaksa membayar , , ,  ,

“Suamiku, sungguh tak terkatakan rasa kecewaku aku mendeprok ditanah dan menangis sedih.  Setiap hari aku pelihara babi, dari kecil aku besarkan, cita-citaku ingin beli baju kembang, siapa duga hasilnya hanya kosong belaka , , , , ,”

“Ayah berkata padaku, biarlah besok ayah piara babi kembali, pasti akan ayah belikan kain kembang untukmu, Tapi aku terus menangis tapi apa gunanya ? “

“Dan tiada sebulan kemudian, tibalah tahun baru, Anak perempuan tetangga sebelah memakai baju baru Beekembang merah Jambon dasar kuning, Memakai celana hijau pupus bersulam, sungguh indah sekali. Dan sungguh aku sangat iri, sampai kue yang di buat ibu juga tak mau kumakan lagi !”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun