4. Strategi ini juga berpotensi "membenturkan" para pedagang dengan pengelola pasar di lokasi tersebut. Petugas-petugas di pasar Delitua, baik yang PNS maupun honorer sebagian besar berasal dari daerah sekitar Delitua, mereka rata-rata akrab dengan para pedagang termasuk terhadap PKL. Akan sangat mungkin terjadi kesalahpahaman di antara kedua pihak. Petugas pengelola pasar Delitua yang tidak tahu menahu asal-usul "strategi pengusiran" ini bisa menjadi sasaran ketidakpuasan para pedagang.
Saya masih berharap, tulisan ini benar-benar salah sepenuhnya. Namun faktanya dari sekitar 400-an pedagang di lantai 2 Pasar Delitua, sudah meninggalkan lokasi tersebut. Kalau pun ada beberapa orang yang masih berjualan di sana, entah apa motifasinya, mengingat tidak ada pengunjung yang datang.
Kenapa butuh lokasi parkir seluas itu ?
Kalau diperhatikan, Pasar Tradisional Delitua hanyalah sebagian kecil saja dari total bangunan yang dibangun di lokasi tersebut. Pasar ini dikelilingi oleh ratusan ruko-ruko untuk dijual ke masyarakat dengan harga 400-an juta sampai miliaran rupiah. Di bagian depan juga bakal ada swalayan, dan di bagian belakang sudah direncanakan pembangunan ratusan ruko lagi.
Lokasi ini lebih pantas disebut sebagai Komplek Pertokoan daripada Pasar.
Lokasi parkir yang ada di pinggir jalan dipastikan tidak akan cukup menampung kendaraan yang beraktifitas di lokasi tersebut, jadi wajar saja dibangun lokasi parkir tersendiri, dan lokasi tersebut sudah tersedia tepat di atas Pasar Delitua.
BERILAH SOLUSI YANG BIJAK
Sampai tulisan ini diposting, belum ada keputusan dari pemerintah Deli Serdang akan nasib para PKL di Delitua. Kita berharap Pemerintah memberikan solusi terbaik dan bijaksana bagi seluruh pedagang di Pasar Delitua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H