"Sudahlah, yang penting tidak terjadi apa-apa padamu."
Doni bertanya. "Apa masalah hari ini, kenapa lelaki itu kumat lagi ? "
Icha mejelaskan runtutan ceritanya. Saat itu dia baru saja kembali dari sekolah. Dia melihat sebuah mobil pickup tengah parkir di depan rumah. Karena penasaran, dia bertanya kepada ibunya siapa gerangan tamu mereka.
Ternyata sang pemilik mobil pickup adalah pengusaha pupuk. Pengusaha pupuk tersebut mencoba menawarkan produk terbaru kepada ayahnya.
"Cukup," tegas Doni.
Doni memotong cerita adiknya. "Aku sudah tau apa kelanjutannya."
***
Ini adalah hal yang membuat Doni, adiknya dan ibunya was-was. Ketika ada seseorang yang berkunjung ke rumah, pasti sebuah masalah baru akan muncul. Ayah mereka adalah seorang yang luar biasa tempramennya. Jika keinginannya tidak terpenuhi, maka istri dan anaknya yang akan menjadi korban kemarahannya.
Namun kepada orang lain, ayah mereka tidak pernah menunjukkan sikapnya itu. Di mata orang lain ayah mereka adalah sosok yang pandai bergaul dan suka menolong. Pernah ada seorang tetangga meminjam uang sebesar lima juta kepada ayah mereka. Saat itu ayah mereka baru saja menerima uang hasil penjualan sawit. Lantas ia memberikan semua uang yang ia miliki kepada temannya itu. Padahal uang yang dipinjamkan kepada teman-temannya itu jarang ada yang dikembalikan.
Ayah mereka sama sekali tidak perlu meminta izin dari istrinya dalam hal mengambil tindakan. Sekali saja istri maupun anaknya berkomentar, maka dengan sigap ia akan melayangkan tangannya.Â
Sehari-hari ayah mereka bekerja mengurus kebun di belakang rumah. Ada sekitar satu hektar sawit yang sudah mulai produktif berbuah di kebun itu. Di kebun juga terdapat beberapa pohon durian namun belum produktif, sebagian masih belajar berbuah. Sedangkan ibu mereka setiap pagi harus pergi berdagang kepasar, ia merasa penghasilan kebun tidak dapat menutupi kebutuhan hidup serta keperluan sekolah Doni dan adiknya.