Mohon tunggu...
benk widhiono
benk widhiono Mohon Tunggu... -

dengan pedang seseorang akan mati dengan luka tusukan, dengan bom seseorang akan mati dengan luka ledakan, dengan kata-kata seseorang tak akan pernah mati tapi akan menderita sakit seumur hidupnya. maka senjata yang tak bverperasaan itu kata-kata. tinggal bagaimana kita memperlakukannya. menjadi teman atau lawan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Coffernus -Aku tak Akan Gagal-

3 Maret 2018   12:42 Diperbarui: 3 Maret 2018   12:51 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"baik mas",

Aku persilahkan bapak paruh baya itu masuk. Aku pandu pada sudut ternyaman di kedai. Tempat yang akan dia sukai.

"Kenapa terlalu malam pak, bukankah bapak lebih butuh istirahat dari pada sekedar minum kopi di kedai kecil ini?, bapak Nampak lelah sekali, dan masih sempat memikirkan minum kopi di kedai ini?, sebuah kebanggaan kami punya pelanggan seperti bapak", ucapku sambil mempersilahkan duduk pengunjung itu.

"Tubuhku ini tak bisa istirahat dijam-jam seperti ini, anak muda. Lagi pula di kedai yang nyaman ini bukankah juga sebuah istirahat yang menyenangkan, minum kopi panas, PIUa vbakar yang nikmat itu benar-benar membuatku ketagihan. Dan ditambah lagi berbicang dengan calon bos besar seperti anda?", ucapnya.

"ah, bapak ini bisa aja", ucapku tersipu.

Tak lama berselang Irwan datagn membawakan kami cangkir-cangkir kopi yang menusuk indera penciuman kami. Menguap memenuhi seisi ruangan

 "terimakasih mas, boleh tahu nama mas siapa?", ucap pria paruhbaya itu. Pandangannya menatap hangat wajah pria yang diajaknya debat beberapa menit sebelumnya.

Irwan tersenyum. Keramahan khas dan daya tarik lebih untuk Coffernus, "Irwan pak", ucapnya kemudian berlalu.

Kedai hanya menyisakan aku dan pria paruhbaya itu. Irwan harus pulang terlebih dahulu. Karena besok pagi-pagi dia harus membuaka kedai seperti biasa, jadi tak terlalu baik untuk kesehatannya bila harus menemani pelanggan kemalaman ini untuk begadang.

"Jadi bagaimana?, kau sudah siap anak muda?", laki-laki itu meletakkan cangkir kopi di meja.

"ini pak,.. semuanya saya ringkas disini", aku menyodorkan lembaran-lembaran kertas ditanganku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun