Mohon tunggu...
gemintang
gemintang Mohon Tunggu... Arsitek - beri aku kertas dan pena, kan kulukis wajah dan kuceritakan kisahnya

mulai saja, sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sirene Hari Tua

21 Oktober 2020   13:27 Diperbarui: 21 Oktober 2020   13:34 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sayang, dari kursi tempatku duduk matahari sudah terlihat ingin pulang

 momen ini mengingatkan aku pada kebiasaan kita ditiap senja

 berjalan bergandengan susuri jalan setapak yang basah yang diguguri

 bunga melati kecil putih

 di tanganku sudah ada bekal berisi susu coklat hangat dengan roti lapis

 buat panganan sembari duduk di atas batu untuk tatapi mentari sore

 yang selalu bisikkan selamat datang bulan, dan saat bintang telah ramai,

 kita pulang sambil berpelukan

 susu coklat hangat sudah habis, roti lapispun begitu

 tapi setiba dirumah, kau masih saja minta dibuatkan teh sambil duduk

 didepan perapian, hm..saat itu aku selalu melihatmu semakin tampan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun