Mohon tunggu...
gemintang
gemintang Mohon Tunggu... Arsitek - beri aku kertas dan pena, kan kulukis wajah dan kuceritakan kisahnya

mulai saja, sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sirene Hari Tua

21 Oktober 2020   13:27 Diperbarui: 21 Oktober 2020   13:34 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 harmoninya mengalun sepoi keseluruh lembah

oya sayang, burung kakak tua berjambul biru keunguan sudah mati

 aku sampai menangis di depan kuburnya yang sudah kuberi nisan

 sedihnya tak dapat kutahan hingga tidur malamku, bantal bantal basah 

 selama tiga hari, tak ada lagi celotehnya yang selalu panggil namamu 

 setiap bel pintu berbunyi bergemerincing

apakah sweater yang kurajut masih selalu kau pakai?

 apakah syal lucu yang kubeli di pasar obral masih sering menggelantung 

 di lehermu saat musim dingin?

 yah, mungkin setelah dua puluh tahun ini benda benda itu tak lagi layak pakai

 tapi jangan kau buang, kembalikan saja padaku, aku ingin menghirup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun