Terlihat siluet seorang wanita di atas bukit sana di sebelah sebuah bangunan. Tangan kirinya masih memegang batu. Terlihat rambutnya sebahu dengan pakaian terusan. Tangan kanannya menunjuk-nunjuk. Ia mendekat sambil melemparkan batu. Batu tersebut tepat mengenai pelipis kanan Alan.
"Ayo Luh.. Ada orang.. Cepet lari..", Perintah Alan.
Galuh dan Alan berlari menjauh meninggalkan barang-barang mereka. Mereka berdua tampak sibuk merapihkan pakaian mereka sambil berlari. Alan tampak memegangi pelipis kanannya yang berdarah sambil tangan kiri menggenggam tangan Galuh dan berlari. Sosok tadi masih mengejar dan melempari mereka berdua dengan batu. Berteriak-teriak marah.
* * *
“Hei.. Cepeeeeet.. Itu vilanya sudah terlihat”
“Come on Sani...!! Hurry..!!”
Sani, Hidayat dan Brandon sudah berada di teras vila sekarang. Mereka tampak kepayahan berlari. Duduk di teras vila mengumpulkan nafas.
Kreeeek
“Coki?!?”, Tanya Sani.
“Woy, kemana aza kelian? hilang tak zelaz, aku pulang saza ya? alya zama kurnia ilang zuga nampaknya,, malah mau cekek-cekek leher ku segala”
“Terus mereka berdua kemana sekarang?”, Tanya Hidayat