"ojo wani karo aq kowe Nik, tak pateni kowe", Terbesit suara seorang pria di kepalanya.
"Tidaaaaaak.. Jangaaaaaaaan", Nunik kemudian memegang-megang kepalanya. Ia berteriak-teriak. Ia terduduk di saung tersebut. Meronta-ronta. Menendang-nendang.
Bayangan kejadian setahun lalu tak pernah bisa lepas dari kepalanya. Perkosaan yang dialaminya setahun lalu. Sakit yang masih sering ia rasakan. Kejadian yang memilukan baginya. Kehormatan yang ternistakan oleh seoranng pemuda tampan bernama Tejo.
* * *
Galuh terpejam sekarang. Nafas Alan menderu menyisir tubuh Galuh. Sesekali Galuh melenguh ditengah jamahan Alan yang menyisir ke bawah sekarang. Masih dengan semangat yang sama. dan lenguh yang sama.
Mata Galuh terbuka sekarang. Ia menatap Alan yang masih bergerilya menyisir tubuhnya. Ia sudah bertelanjang dada sekarang. Galuh menikmatinya. Kedua tangannya memegang kepala Alan sekarang. Sesekali melenguh.
Buk
Seperti ada seseorang melempar batu ke tenda. Â Alan menghentikan gerilyanya. Ia bergegas keluar tenda.
"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!? PERGII KALIAN..! PERGIIII..."