"Iya, sabar, tar lagi gue juga nyampe."
Della mematikan sambungan teleponnya. Nisa segera memasukkan telepon itu ke dalam tas ranselnya.
Hujan masih mengguyur dengan derasnya. Beberapa orang nampak berlarian masuk ke dalam halte. Nisa tidak tahu apakah mereka sedang menunggu kedatangan bus sama seperti dirinya atau sekedar berteduh saja.
Matanya tiba-tiba tertumbuk kepada seorang anak laki-laki kecil yang baru saja masuk ke dalam halte. Usianya mungkin sekitar delapan tahun. Tangannya membawa beberapa bungkus kerupuk yang nampak basah. Anak itu lalu berdiri tidak jauh dari tempat ia duduk.
Nisa menatap anak itu dengan tatapan tidak percaya, mulutnya sedikit terbuka.
"Adi?"
Anak itu sepertinya tahu bahwa ia sedang diperhatikan, seketika ia menengok ke belakang.
"Kerupuknya Kak? Masih baru cuma kena air hujan aja ini jadi basah."
Nisa tergagap.
"Eh....iya...berapa Dik?"
Mukanya, tubuhnya, mirip sekali dengan Adi. Nisa membatin masih tidak percaya.