Mohon tunggu...
Gideon Budiyanto
Gideon Budiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Renyah Kerupuk Bangka

17 November 2022   15:49 Diperbarui: 17 November 2022   15:53 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Jason Goh from Pixabay 

"Iya, sabar, tar lagi gue juga nyampe."

Della mematikan sambungan teleponnya. Nisa segera memasukkan telepon itu ke dalam tas ranselnya.

Hujan masih mengguyur dengan derasnya. Beberapa orang nampak berlarian masuk ke dalam halte. Nisa tidak tahu apakah mereka sedang menunggu kedatangan bus sama seperti dirinya atau sekedar berteduh saja.

Matanya tiba-tiba tertumbuk kepada seorang anak laki-laki kecil yang baru saja masuk ke dalam halte. Usianya mungkin sekitar delapan tahun. Tangannya membawa beberapa bungkus kerupuk yang nampak basah. Anak itu lalu berdiri tidak jauh dari tempat ia duduk.

Nisa menatap anak itu dengan tatapan tidak percaya, mulutnya sedikit terbuka.

"Adi?"

Anak itu sepertinya tahu bahwa ia sedang diperhatikan, seketika ia menengok ke belakang.

"Kerupuknya Kak? Masih baru cuma kena air hujan aja ini jadi basah."

Nisa tergagap.

"Eh....iya...berapa Dik?"

Mukanya, tubuhnya, mirip sekali dengan Adi. Nisa membatin masih tidak percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun