Sulitnya pasokan Bibit ayam satu hari (DOC)
Untuk perolehan bibit ayam umur satu hari susah didapatkan bagi kalangan peternak kemitraan di masa pandemi ini, hal ini terjadi karena Perusahaan enggan untuk mengisi, mengingat pemasok DOC sedang membatasi jumlah penetasan, informasinya guna menyeimbangkan neraca Supply and Demand. Â Hal itu menjadi pemicu terjadinya kenaikan haga DOC yang melambung hingga 200% (Juni 2020).
Perlu diketahui normalnya produksi DOC secara nasional mencapai 70 Juta ekor per minggunya. Itupun belum termasuk pembagian antara masuk ke kandang milik Perusahaan itu sendiri dengan persenan jatah untuk dijual kepada masyarakat langsung (mandiri).
Hal itu juga menimbulkan beragam spekulasi termasuk adanya politik antara pemasok bibit dengan perusahaan Integrator kandang skala besar. Dengan alasan bahwa Produsen pemasok bibit DOC juga merupakan perusahaan peternakan yang juga memproduksi pakan, Breeding Farm, dan kandang budidaya.
Harga Pakan
Lalu kendala pemeliharaan terletak pada sektor pemenuhan pangan. Harga pakan berdasarkan penelitian dilapangan oleh penulis memang tidak mengalami perubahan secara drastis, bisa dibilang masih tetap bertahan seperti biasanya, tapi yang menjadi masalah yakni nominal pakan non ruminansia (pakan sapi,kambing,domba) bagi ayam pedaging per karung (ukuran 50 kilogram) hampir menembus angka 500 ribu rupiah, jadi bisa dibayangkan kebutuhan mulai dari masa awal pemeliharaan sampai periode panen.
Jumlah pakan pun juga tergantung dengan banyaknya ayam yang dipelihara. Apalagi harga DOC melambung tinggi sehingga menjadi pendukung bagi pihak Produsen pemasok ayam kemitraan untuk enggan lagi mengisi kandang peternak sistem kemitraan dengan jumlah terbatas.
Nah bila dihitung, berapakah kebutuhan ayam potong di Indonesia ? Setiap minggu, kebutuhan akan ayam potong di Indonesia mencapai 60 juta ekor/minggu. Apakah cukup terpenuhi hanya dengan suplai dari Kandang Peternak lokal yang hanya mampu memelihara sampai kisaran 5000 ekor saja ?
Barang tentu tidak, kebutuhan sebanyak itu sudah pasti terdukung oleh Integrator kandang dengan jumpah populasi bisa mencapai 50.000 ekor per kandang. Bisa dibayakngkan jika di Indonesia terdapat lebih dari 500 kandang, pastinya mampu memenuhi semua kebutuhan tersebut.
Sebagian besar peternak raksasa dibawah naungan Perusahaan besar pada masa Pandemi ini mungkin menganggap cobaan ini sebagai angin kecil yang menerpa kandang dalam usahanya, mengingat dalam usaha ini, modal menjadi sumber penghidupan di berbagai situasi.
Kemudian apa solusi yang diharapkan bagi peternak kemitraan ?