Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Keranda Baru

18 April 2017   23:12 Diperbarui: 18 April 2017   23:50 2468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Iya.” Tambah yang lain.

“Alasannya?” Tanya pak Udin.

“Pak Geuchik tak mau,” Ia behenti dan menelan ludah. Penghuni pos ronda menunggu, penasaran. “Ia tak mau mengawinkan saya dengan Minah.” Lanjutnya dengan muka kecewa.

“Hahaha.”

Orang-orang langsung teringat janda genit, Minah. Dan orang sekampung tau kalau pak Geuchik mereka secara diam-diam sedang bermain asmara dengan Minah.

“Hahaha.”

Setelah dua bulan Keranda baru itu jadi. Kehebohan penduduk kampung terhenti. Lelucon pak Udin dan kolega akhirnya terjawab. Keranda baru itu telah mengantar penumpang pertama ke pemakaman umum.

Semua pengantar jenazah sedang khusuk mendengar lantunan do’a pak Imam. Lantunan do’a dan dibantu suaru merdu pak Imam mampu membuat sebagian yang hadir menitikkan air mata. Lelaki pembuat Keranda salah satunya. Ada juga yang tertidur, pak Geuchik orangnya.

Do’a pak Imam belum usai. Agaknya terlalu panjang untuk jenazah yang sudah dikubur, begitu menurut sebagian orang. Hah? Apa karena di nisan kayu itu hanya tertulis “UDIN BIN GAHAR” semata? Ah, aneh sekali jika hanya sebab itu. Iya, kan?

Gayo Lues, 2017

Cerpen  Lainnya: Kode Alam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun