Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Warisanmu: Sungai Kering, Pohon Ringkih dan Hampa Nyanyian Alam

18 Maret 2017   14:01 Diperbarui: 18 Maret 2017   14:08 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hah? Acara apa?"

"Sosialisasi tentang Reboisasi kek."

"Apalagi itu? ya udah."

Wien berangkat ke sekolah tanpa menjelaskan. Ya, setelah habis jam pelajaran sekolah ada acara sosialisasi, tentang manfaat melindungi hutan dikalangan remaja, yang diadakan oleh Dispora. Setelah acara akan ada role play menanam pohon Mahoni di halaman sekolah.

Pembicara yang hadir tidak tanggung-tanggung. Dalam acara penting itu akan hadir dari Dispora sendiri, KaPolres dan Dandim, serta turut hadir pak Camat. Wien sudah mantap akan menanyakan prihal yang dikatakan Kakeknya kemaren kepada Pak Camat, Pak Ka Sekolah, Pak Dandim dan KaPolres.

Anak-anak memang polos. Apa tanggapan mereka nanti?

***

Dukumentasi Pribadi
Dukumentasi Pribadi
Ah! Wien bocah polos tak berdosa. Terima saja warissanmu dari tetua. Pohon Mangga ringkih yang dirindu buahnya, bukan hanya kamu tapi pohonnya juga. Sungai kering yang dirindu airnya, bukan hanya kamu tapi Sungai itu juga rindu membasuh tubuhnya. Malam tanpa nyanyian Jangkrik dan dendang Cacing. Siang yang menyengat membuat tubuh kering, tanpa siulan burung. Hutan telanjang, setiap tubuhnya mengepul asap. Teman berkaki empatmu lenyap. Udara tercemar membuat kamu radang tenggorokan.

Ah! Sudahlah Wien. Setiap masa, warisan tentu berbeda massa. Era modern masamu. Semoga saja dikala malam Bulan dan Bintang masih setia memberi cahaya, menemanimu bertumbuh menjadi dewasa. Atau jangan-jangan itu juga akan dirampas. Teknologi membajak Bulan dan menjamah Bintang, kini sudah berkembang. Semoga saja mereka memakai kaca mata. Cukup Bumi, jangan luar angkasa. Apalagi nanti yang tersisa? Semua lenyap termasuk Manusia.

Gayo Lues, Tahun Kemaren

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun