Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Warisanmu: Sungai Kering, Pohon Ringkih dan Hampa Nyanyian Alam

18 Maret 2017   14:01 Diperbarui: 18 Maret 2017   14:08 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kakek bercerita tentang kesusahannya mencari nafkah zaman dulu, berjalan kaki berhari-hari memundak Tembakau ke Banda Aceh, berbeda dengan sekarang uang begitu mudah didapat, tapi ada saja alasannya untuk lenyap, tak ada nilainya.

Tentang banyaknya Rusa yang berkeliaran di Kebun-kebun warga. Tentang nyanyian burung yang merdu. Tentang hamparan sawah yang luas. Wien terkesima mendengar cerita. Rasa rindu semakin menggebu.

"Oh ya, Kek. Kata guruku alasan sungai mengering karena hutan ditebangi secara liar, dan binatang punah, termasuk burung karena pemburuan yang berkelanjutan tanpa ampun."

"Heh?"

"Kenapa kek?"

"Gak salah itu gurumu? Itu si Firun kepala sekolahmu gadaikan SKnya ke Bang untuk modal menebang hutun di hulu sungai ini."

"Ah, Kakek jangan bohong. Dosa."

"Heh? Bohong katamu. Aku pernah kesana. Dia kudapati disana. Aku tanya kenapa tebang hutan seluas itu. Dia jawab ‘untuk tabungan masa pensiunan nanti’. Padahal umurnya juga belum tentu sampai besok. Kau jangan buta."

"Maksud Kakek?"

"Ia. Semua pegawai-pegawai besar melarang. Padahal sebagian danai anggota untuk menebang hutan. Alasannya sama dengan kepala sekolahmu. Termasuk Camat yang sudah dua kali naik haji itu. Pak Kades pun begitu."

"Kok bisa Kek? Kan ada Polhut?" Wien bingung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun