Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Kotak

4 Maret 2017   22:52 Diperbarui: 5 Maret 2017   08:00 2856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: http://www.argos.co.uk/ (4/3/2017)

Dagangan yang belum laku sudah tidak diurus lagi, Kambing dan Anjing bebas mengambil tanpa beli. Keluarga Mamad enggan membuka Kotak kado tanpa alamat pengirim itu. Tapi warga mendesak. Akhirnya Mamad pun setuju untuk membuka. Warga khusuk menanti.

Setelah anak Mamad membuka ikatan pita bersimpul hidup itu, Ia berhenti dan menoleh pada orang tuanya. Mamad dan Mimin mengangguk. Anak itu melanjutkan membuka. Warga yang menyaksikan menganga. Yang belum kebagian masuk semakin berdesak-desakan karena sumua warga kampung turut hadir, bahkan yang sudah sepuluh tahun lumpuh tidak mau alpa dan tiba-tiba sembuh. Karena keramaian semakin menjadi-jadi, pak Kepala Desa mengerahkan Satpam Kampung untuk mengamankan.

Kertas bungkusan kado yang menggambarkan keindahan warna itu terlepas. Kini tinggal kotak kardus yang berwarna silver halus. Rasa penasaran pun semakin bertambah.

Anak itu mulai membuka kardus, sumua warga yang turut menyaksikan menahan nafas. Mimin berlinang air mata dan Mamad memandang kosong akan Kado pertama untuk keluarganya.

Dan “DUUUUURRRRRRR...”

Tepat jam 12 siang itu sebuah stasiun TV mengabarkan berita terkini: telah terjadi sebuah ledakan di Kampung Angkuh, semua warga tewas berkeping-keping, kampung malang itu kini hanya menyisakan rumah mewah dan kendaraan warga, hanya sebuah rumah kumuh yang hangus bersama dengan melayangnya nyawa semua warga.

Begitu beritanya. Memang warga Kampung Angkuh itu sangat mendamba sebuah kotak bingkisan, meski isinya akan membunuhnya seketika.

Gayo Lues, Maret 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun