“Iya, Mbak.”
Kau duduk dekat Jendela, melempar pandang keluar. Kita begitu tersihir akan pergerakan Jogja. Sedang masih terbius, petugas Bus berteriak ‘Monjali’. Kita tergagap. Tepat Bus berhenti, seketika kita keluar. Bus pun pergi. Setelah menyadari, mencari-cari:
“Mana Monjalinya?”
Ternyata salah Halte, dan terpaksa berjalan hingga Monjali, tepatnya Jl. Palagan Tentara Pelajar. Karena tenaga telah terkuras seharian, kau mengeluh kelelahan.
“Baru jalan bentar. Kemaren kau bilang ‘Merapi pun kudaki’.”
“Sompr*t.”
“Masalahnya, kau nunjuk Gunungnya.”
“Hihihi. Lagi pula, gak sanggup sama lelah beda loe.”
Kerena aku tak tega melihat lelah yang cukup berat di benakmu, aku pun berinisiatif menyetop taksi. Walau pun nanti harus mengurangi porsi makan.
"Ke Rejodani berapa, pak?"
"Ada Argonya Mas."