“Mau Rujak.”
“Suka Rujak?”
“Iya.”
“Asal jangan kayak rujak aja, macam-macam.”
“hahaha.”
Setelahnya kita jalan-jalan di Malioboro, kita liat-liat pedagang pinggir jalan. Tidak belanja karena kita di Jogja masih lama. Di tengah-tengah perjalanan kau berhenti.
“Lapar.”
Aku menoleh. Kau senyum dan memiringkan kepala ke kanan, mengarah pada tempat makanan cepat saji yang berasal dari Negeri Paman Sam.
“Itu ada Reggae jalanan.” Aku menunjuk kerumunan di depan. Kau pun paham.
Jogja ternyata tidak cocok menjadi destinasi wisata bagi orang yang berkantong se-level kita, minus angkot. Trans Jogja juga tidak sampai malam. Kita pun harus mengakiri perjalanan. Kita naik Bus di Halte Malioboro.
“Mas, ini tembus Monjali?”