Adanya komunikasi Rusia-Chechnya tersebut bisa dibaca dari pengumuman Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov yang menyatakan telah menempatkan pasukannya di Ukraina untuk membantu Rusia. Pengumuman itu dikeluarkan Kadyrov hanya dua hari berselang setelah gempuran pertama Rusia.
Sebagaimana Rusia, Chechnya pun pastinya telah menyiapkan pasukannya jauh hari sebelum hari H.
Besar kemungkinan rencana Rusia tersebut sudah tercium oleh intelijen Amerika Serikat dan sekutunya. Melihat ancaman Rusia terhadap Eropa Timur, Amerika terpaksa menarik pasukannya dari Afghanistan pada Agustus 2022.
Seperti yang diinformasikan, selama 20 tahun bercokol di Afghanistan, Amerika Serikat telah menghabiskan sekitar US$2,26 triliun atau sekitar Rp32.500 triliun untuk memerangi Taliban di Afghanistan. Sementara lebih dari 2.000 tentara Amerika tewas di Afghanistan.
Dilepasnya Afghanistan, menunjukkan bahwa Amerika perlu menggeser kekuatan militernya. Sebagai catatan, pada saat yang bersamaan Amerika tengah meningkatkan kekuatannya di kawasan Laut China Selatan.
Sementara, meskipun menurut laporan National Intelligence Council (NIC) pada 2004 Â Mapping the Global Future, India merupakan ancaman bagi Amerika Serikat, namun dalam "front" Laut China Selatan, India merupakan sekutu bagi Amerika.
Karenanya, tidak menutup kemungkinan bila India pun telah mendapat pasokan informasi dari Amerika tentang rencana Rusia menyerang Ukraina.
Atas informasi yang didapatkannya itu, India menolak gilirannya sebagai tuan rumah atau Presidensi G20. Jatah India itu kemudian diambil alih Indonesia yang kebetulan pada 2023 menjadi Ketua Asean.
Dengan melempar gilirannya selaku Presidensi G20, India lebih memiliki waktu mengurus persoalan-persoalan di dalam negerinya, khususnya perekonomian India yang merosot akibat pandemi Covid 19.
Sebaliknya, Indonesia kini mau tidak mau dihadapkan pada situasi yang harus disikapi secara bijak. Jika sedikit saja salah membaca situasi, Indonesia bisa saja terimbas dampak konflik Rusia-Ukraina.
Pertanyaannya, apakah Indonesia tidak mencurigai sikap India sebelum menerima lemparan giliran Presidensi G20?