Tetapi, pada Desember 2016, KPK mengatakan akan membahas fakta baru yang ditemukan BPK dalam dugaa kasus korupsi yang melibatkan Ahok tersebut. Artinya, KPK akan membuka kembali kasus yang merugikan negara ratusan milar ini.
Apakah ada kesengajaan dengan dipilihnya waktu-waktu tersebut?
Juni 2016 dan Desember 2016 adalah waktu sebelum dan sesudah batas akhir pendaftaran pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta pada Pilgub DKI Jakarta 2017 yang dilaksanakan pada akhir September 2016.
Pertanyaannya, jika sebelum akhir September 2016, KPK tidak mengatakan seperti yang disampaikannya pada Juni 2016, apakah PDIP mau mengusung Ahok sebagai cagub?
Kemudian, jika KPK kembali menyatakan akan memanggil lagi Ahok terkait kasus Sumber Waras jelang Pemilu 2019, apakah yang terjadi pada kampanye pemenangan Jokowi?
Jokowi tidak bisa mengatakan jangan mengaitkan kasus yang melibatkan Ahok dengan dirinya. Sebab, para pendukung Jokowi yang sebagian besar pendukung Ahok sudah sekian lama menggembar-gemborkan "Dwitunggal Jokowi-Ahok".
Lewat propaganda "Dwitunggal Jokowi-Ahok", Jokowi diidentikan dengan Ahok. Jokowi adalah Ahok dan Ahok adalah Jokowi. Jokowi-Ahok satu pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Dan, jika isu Sumber Waras kembali diramaikan oleh KPK, maka Jokowi dan PDIP akan senasib dengan Demokrat pada 2014. Elektabilitas Jokowi dan PDIP akan tergerus oleh kasus yang menyeret nama Ahok ini.
Jokowi pun semestinya tidak melupakan kasus BG yang terjadi pada 2015. Gegara tindakan KPK yang sarat akan kepentingan politik, Jokowi nyaris dilengserkan. Karenanya, dengan kepentingan yang hampir serupa, KPK bisa saja menghadang Jokowi di tahun 2019.
Apapun yang dilakukan KPK terkait kasus Sumber Waras pastinya tidak akan lepas dari Jokowi yang sudah di-dwitunggal-kan dengan Ahok. Dan, apapun tindakan Jokowi pada KPK, kasus Sumber Waras pasti akan dikait-kaitkan dengan Jokowi. Jokowi sudah disandera justru oleh para pendukungnya sendiri.
Tetapi, dalam menentukan nasib KPK, Jokowi tidak boleh terikat pada sesuatu dan lain hal. Jokowi hanya boleh terikat pada kebenaran. Dan kebenaran tidak boleh terikat. Kebenaran harus bebaa tanpa ikatan. Hitam dikatakan hitam. Putih adalah putih. Begitu petuah Yudhistira, tertua dari Pandawa.