Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerbung: Sekte Laknat Malam Tahun Baru di Hotel Marun Biru (1/3)

3 Januari 2023   22:28 Diperbarui: 4 Januari 2023   21:00 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto ilustrasi oleh chmyphotography / Unsplash)

"Eh, Yan. Coba kamu lihat di sebelah kanan sana. Itu cahaya, kan?" tanya Budi.

Budi memajukan kepalanya hingga dagunya hanya beberapa sentimeter dari dasbor. Ia memicingkan kedua matanya.

"Eh, iya. Itu kayak cahaya dari jendela gitu. Rumah orang, bukan? Hotel? Yang pasti cahaya itu dari bangunan. Kita coba ke situ, Bud," kata Biyan.

Budi mempercepat laju mobilnya. Jalan yang mereka lewati kini lebih landai. Mereka melewati sebuah papan berlampu redup yang bertuliskan "Selamat Datang di Hotel Marun Biru. Hotel 100 meter lagi".

"Wahh, hotel... Semoga kita beruntung, ladies...," kata Biyan dengan rasa girang sambil menoleh ke belakang.

Ketiga mahasiswi itu pun melepaskan pelukan dan membetulkan posisi duduk masing-masing. Mereka, khususnya Sara, sangat berharap ada kamar kosong di hotel itu.

Lampu dim mobil menangkap gerakan seseorang di depan sana. Seorang pria paruh baya yang mengenakan sweater berwarna kuning dan celana jins seraya menenteng lampu senter. Ia mengenakan topi rajut kumal bermotif garis-garis putih di kepalanya.

Pria tersebut berjalan agak ke tengah jalan sambil mengayunkan lengan kanannya, memberi isyarat supaya masuk ke gerbang hotel. Ketika mobil Budi berada di dekat orang itu, Biyan menurunkan kaca jendelanya separuh.

"Kamar kosong, kamar kosong...," teriak pria itu.

Biyan menurunkan jendelanya lagi hingga sepenuhnya terbuka lalu mengeluarkan kepalanya.

"Ada kamar kosong, Pak? Kita berlima," tanya Biyan penuh harap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun