Meski sudah lewat tengah malam, musik dance masih menggema bertalu-talu. Para anak muda itu tampaknya masih ingin menghabiskan malam tahun baru di taman itu lebih lama lagi.
Mereka masih bergerak menggoyangkan tubuh mereka sambil menikmati sajian dari hotel yang masih menghampar di meja. Sebagian lainnya membentuk kelompok dan mengobrol dengan suara setengah berteriak.
Kira-kira satu jam kemudian, beberapa orang mulai pergi meninggalkan taman menuju kamar mereka masing-masing. Lagu "Happy New Year" dari ABBA yang bertempo lambat menjadi penutup acara tersebut. Hanya ada beberapa orang yang masih bertahan di taman, termasuk kelima mahasiswa yang sepertinya bakal luntang-lantung di malam pergantian tahun itu.
Biyan dan Budi menghampiri ketiga teman wanita mereka.
"Sorry, ladies...," kata Budi.
"Sorry not sorry...," sahut Sara yang merasa jengkel dengan kedua teman laki-lakinya itu.
"Gimana sih kamu, Bud. Kan kamu yang bilang mau booking kamar buat kita," timpal Biyan sambil mendorong tubuh Budi pelan.
Budi menghela nafas panjang dan berkata, "Maafin, maafin.. Mau gimana lagi? Yahh, terpaksa kita mesti door to door. Semoga ada beberapa kamar kosong buat kita."
"Aku maunya kamar sendiri. Titik," kata Sara dengan nada emosi.
"Ya nggak bisa jamin, Sar. Malam tahun baru gini semua hotel full. Dapet satu kamar aja alhamdulillah," tukas Budi.
Sara melipat kedua lengannya di dadanya. Ia menunduk lesu, sementara Tias dan Katy diam saja.