"Wah, jobdes Budi itu...," jawab Biyan.
"Lah, gimana sih? Budi bilang supaya tanya ke kamu," tukas Sara dengan nada ketus.
"Lho, kok jadi aku," kata Biyan seraya menghela nafas. Pandangannya segera menyapu taman mencari Budi akan tetapi ia gagal menemukannya.
"Hmm.... Oke, keep calm Sar. Gampang. Dipikir nanti aja, atau... emmm, nanti kita jalan aja ke atas pasti ada kamar kosong, kok," kata Biyan, mencoba menenangkan Sara dengan jawaban sekenanya.
"Ya wis, awas ya kalau sampai nggak dapet hotel...," kata Sara yang meluruskan telapak tangan kanannya lalu mendekatkannya ke lehernya dan menggerakkannya seperti sedang menggorok leher. Biyan dan ketiga temannya tertawa.
Sara meninggalkan Biyan dengan muka cemberut. Ia berjalan menghampiri kedua temannya, Tias dan Katy, yang sedang duduk di sofa pink menikmati watermelon fizz dan kue berselai stroberi.
"Ya udahh, kita di sini dulu aja. Santai aja kali, Sar... Nggak ada kamar ya kita stay di teras hotel aja sewa selimut. Besoknya kita numpang mandi di kamar siapa aja yang mau kita recokin, hahaha...," ujar Tias terkekeh, begitu pula Katy ikut terkekeh.
"By the way, kue-kuenya enak banget, lho. Masih banyak tuh di meja sana," kata Katy yang menunjukkan area kue kepada Sara dengan kepalanya.
Sara enggan menanggapi. Ia merogoh ponselnya dari tas selempangnya seraya menghempaskan tubuhnya sofa. Raut mukanya masih cemberut.
Ia membuka aplikasi untuk memesan kamar hotel. Namun setelah beberapa waktu scrolling, ia tidak jua menemukan kamar kosong. Malam tahun baru semua kamar hotel pasti penuh.
Sara menyesal menuruti kemauan Tias dan Katy padahal mereka belum mendaftar. Ia memasukkan ponselnya kembali ke dalam tasnya, kemudian bangkit dari sofa untuk mengambil sekaleng minuman soda dan beberapa kue.