Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Para Remaja Putra Calon Bintang Tenis Masa Depan

26 Oktober 2022   17:27 Diperbarui: 3 November 2022   14:22 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi petenis junior. (Sumber foto: Hansmarkutt/Pixabay)

Olahraga tenis lapangan adalah salah satu cabang olahraga yang memiliki tingkat regenerasi yang cepat. Setiap tahun selalu bermunculan wajah-wajah baru yang meniti karier sejak masih belia.

Beberapa dari mereka memiliki talenta dengan pencapaian yang luar biasa di usia muda. Sebutan untuk mereka adalah tennis prodigy.

Empat atau lima tahun lalu, tidak banyak yang mengenal Carlos Alcaraz Garfia dari Spanyol. Terjun ke dunia tenis profesional di usia 15 tahun, kini ia adalah juara grand slam dan petenis nomor satu dunia di usianya yang masih 19 tahun.

Begitu pula dengan Iga Swiatek dari Polandia, ratu tenis dunia saat ini yang berusia 21 tahun. Setelah pencapaiannya yang ciamik di level junior, Swiatek memutuskan terjun ke profesional di tahun 2016 ketika ia berusia 15 tahun.

Di tahun 2020, Swiatek menjuarai turnamen grand slam pertamanya di French Open 2020 ketika berusia 19 tahun. Kini ia telah mengoleksi tiga gelar grand slam, menjuarai dua dari empat turnamen grand slam di sepanjang tahun 2022.

Petenis lainnya adalah Coco Gauff dari Amerika Serikat (AS) yang bahkan saat ini masih berusia 18 tahun. Karena talentanya yang luar biasa, ia langsung terjun ke tenis profesional di tahun 2018 ketika masih berusia 14 tahun.

Gauff saat ini menjadi petenis paling muda di jajaran Top 10 dunia baik tunggal dan ganda. Finalis French Open 2022 itu menghuni peringkat 4 dunia tunggal dan peringkat 2 ganda berdasarkan peringkat WTA 24 Oktober 2022.

Nah, saat ini ada beberapa petenis muda belia yang diramalkan bakal menjadi petenis top di masa mendatang. Mereka sedang mengasah kemampuan dan memperbanyak pengalaman bertanding di sejumlah turnamen baik turnamen-turnamen junior, ITF, challenger, dan bahkan turnamen ATP dan WTA.

Di jajaran petenis putra ada Martin Landaluce dari Spanyol, Gilles Arnaud Bailly dari Belgia, Juncheng Shang dari China dan Maxim Mrva dari Ceko. Kita akan bahas mereka satu per satu dalam tulisan berikut ini.

Martin Landaluce, petenis termuda di ATP Tour

Wajah imut Martin Landaluce menjadi perhatian di turnamen lapangan keras ATP 250 Gijon Open 2022 yang berlangsung di kota Gijon, Spanyol, 10-16 Oktober 2022 lalu. Petenis berusia 16 tahun itu menjadi petenis termuda di turnamen tersebut.

Di turnamen ATP Tour-nya yang pertama tersebut, Landaluce mendapatkan tiket wildcard dan langsung masuk ke babak utama. Meski kandas di babak pertama tunggal dan ganda, turnamen itu menjadi pengalaman berharga buat Landaluce bagi kariernya di masa depan.

Aksi Martin Landaluce di grand slam US Open 2022. (Sumber foto: ABC Deportes/USTA)
Aksi Martin Landaluce di grand slam US Open 2022. (Sumber foto: ABC Deportes/USTA)

Landaluce adalah salah satu juara grand slam US Open 2022 yang baru berakhir 11 September 2022 lalu. Ia melengkapi kemenangan Spanyol dengan menjuarai tunggal putra junior, bersama dengan Carlos Alcaraz Garfia yang menjuarai tunggal putra, dan Martn de la Puente yang merebut gelar di ganda putra kursi roda.

Gelar di US Open 2022 tersebut merupakan pencapaian terbaiknya. Sebelumnya, Landaluce menjadi semifinalis Wimbledon 2022 untuk dua nomor sekaligus yaitu tunggal putra junior dan ganda putra junior.

Sejauh ini, petenis kelahiran Madrid itu sudah mengoleksi enam gelar ITF junior Grade 1, Grade 2 dan Grade A di tiga jenis lapangan yaitu lapangan tanah liat, lapangan rumput dan lapangan keras. Semua gelar itu ia raih di sepanjang tahun 2022 ini.

Saat ini peraih beasiswa Rafa Nadal Academy itu duduk di peringkat 3 ITF Junior dan menjadi petenis yang termuda di jajaran Top 10 dan Top 50 ITF kategori putra junior. Sedangkan di peringkat ITF (Men's) dan ATP, meski sudah memulai debutnya di turnamen profesional, nama petenis bertinggi tubuh 1,79 meter itu belum muncul. Tapi tidak lama lagi namanya pasti muncul di sana.

Seiring dengan berjalannya waktu, permainan Landaluce pasti akan berkembang. Ia sedang dalam misi meningkatkan jam terbangnya dan tentu saja peringkatnya lewat turnamen-turnamen ITF, ATP Challenger atau pun ATP Tour.

Landaluce juga masih bisa mengikuti turnamen grand slam level junior. Tahun 2023 mendatang usianya masih 17 tahun di mana masih memenuhi syarat untuk mengikuti kategori junior. Di turnamen grand slam Australian Open 2023 Januari mendatang, bisa jadi ia akan berkompetisi di dua kategori yaitu putra junior dan putra (men's single).

Ia mungkin bisa mengikuti sejumlah turnamen ITF untuk mendongkrak peringkatnya demi bisa mengikuti babak kualifikasi Australian Open 2023. Alternatif lainnya adalah mendapatkan satu tiket wildcard. Mengingat pencapaian Landaluce selama ini, rasanya ia punya peluang besar untuk memperoleh tiket wildcard Australian Open 2023.

Tentang reward yang diperoleh Landaluce, di usianya yang masih sangat belia ia sudah mengumpulkan total sebesar USD 8,458 atau sekira 131 juta rupiah. Hadiah uang sebesar itu ia peroleh setelah bertanding di tunggal dan ganda ATP Challenger Alicante 2022 dan Gijon Open 2022.

Gilles Arnaud Bailly, dua kali finalis grand slam junior

Petenis Gilles Arnaud Bailly dari Belgia juga menjadi salah satu kandidat petenis masa depan. Usianya baru menginjak 17 tahun ketika berulang tahun pada 19 September 2022 lalu. Ia adalah pemegang enam gelar juara ITF Grade B, Grade 1, 4 dan 5.

Bailly adalah finalis dua grand slam, yaitu French Open 2022 dan US Open 2022 untuk kategori tunggal putra junior. Sebagai informasi, di babak final US Open 2022, ia takluk di tangan Landaluce setelah bertanding tiga set. Sebelumnya di perempat final Wimbledon 2022, ia juga kandas di tangan Landaluce.

Aksi Gilles Arnaud Bailly di grand slam Australian Open 2022. (Sumber foto: BX1)
Aksi Gilles Arnaud Bailly di grand slam Australian Open 2022. (Sumber foto: BX1)
Di ITF junior, Bailly sudah mengumpulkan enam gelar tunggal turnamen Grade 1, 4 dan 5. Di ganda, ia sudah mengoleksi empat gelar turnamen ITF junior Grade 3 dan 4.

Sebagaimana Landaluce, Bailly juga terjun ke tenis profesional ketika masih berusia 16 tahun di bulan Agustus 2022 lalu. Setelah mengikuti tiga turnamen ITF di Belgia, namanya muncul di peringkat ATP di posisi 1297 tunggal dan 1854 ganda.

Bailly memulai debutnya di ATP Tour dengan mengikuti turnamen ATP 250 European Open di Antwerpen, Belgia yang berlangsung 17-23 Oktober 2022. Di turnamen tersebut, Bailly mendapatkan tiket wildcard untuk nomor tunggal.

Sayangnya ia kandas di babak pertama oleh David Goffin, rekan senegaranya sekaligus petenis idolanya yang berperingkat 58 dunia. Meski begitu, Bailly mampu memberikan perlawanan sengit lewat pertandingan tiga set yang intens selama lebih dari tiga jam dengan skor ketat 6-7(7-9), 7-5, 4-6.

Saat ini Bailly adalah penghuni peringkat 2 ITF tunggal junior putra dan peringkat 1189 ITF tunggal dewasa putra (men's). Sedangkan di peringkat ATP edisi 24 Oktober 2022 lalu, ia berada di posisi 1189 tunggal. 

Di sektor ganda, ia menghuni posisi 1962 peringkat ITF ganda dewasa putra dan peringkat 1962 ATP ganda edisi 24 Oktober 2022.

Selama kariernya di dunia tenis profesional yang baru seumur jagung, Bailly sudah mengantongi sekira 8,387 Euro atau sekira 130 juta rupiah. Jumlah sebesar itu merupakan hadiah dari sejumlah turnamen yang ia ikuti baik turnamen level ITF dan turnamen ATP European Open 2022 belum lama ini.

Shang Juncheng, remaja berbakat buah hati pasangan atlet 

Petenis Shang Juncheng dari China saat ini berusia 17 tahun dan akan genap berusia 18 tahun di bulan Februari 2023 mendatang. Ia sudah terjun di level profesional sejak tahun 2021 lalu.

Shang adalah pemegang lima gelar ITF putra junior Grade A, serta Grade 1 dan 4. Di level ITF dewasa putra, penyuka novel Harry Potter itu juga meraih lima gelar turnamen ATP Challenger dan turnamen ITF M15.

Petenis kelahiran Beijing yang kini bermukim di Bradenton, Florida, Amerika Serikat (AS) itu adalah salah satu siswa sekolah tenis IMG Academy. Ia satu akademi dengan petenis top asal Jepang, Kei Nishikori.

Aksi Shang Juncheng di sebuah turnamen tenis. (Sumber foto: Archysport)
Aksi Shang Juncheng di sebuah turnamen tenis. (Sumber foto: Archysport)
Shang merupakan buah hati orangtua atlet, ayahnya adalah mantan pemain sepak bola sedangkan ibunya mantan atlet tenis meja. Orangtua Shang mengenalkannya dengan tenis ketika ia berusia enam tahun.

Setelah memutuskan beralih ke profesional, nama Shang baru tercantum di peringkat ATP pada 4 Oktober 2021 di posisi 1041 tunggal setelah menjuarai turnamen ITF M15 2021 di Naples, Florida, AS. Di ganda, Shang belum memiliki peringkat karena saat ini ia sedang fokus di nomor tunggal.

Minggu demi minggu, bulan demi bulan, peringkatnya berangsur naik menyusul pencapaian yang ia torehkan di sejumlah turnamen yang ia ikuti. Peringkatnya naik cukup signifikan dari 1008 dunia ke 721 dunia ketika ia menjuarai turnamen ITF M15 Oktober 2021 lalu di Fayetteville, Arizona, AS.

Berkat kesuksesannya di sejumlah turnamen ITF tahun 2021 hingga awal tahun 2022, Shang memenuhi syarat untuk mengikuti babak kualifikasi turnamen ATP 1000 Indian Wells 2022 atau BNP Paribas Open 2022 yang levelnya setingkat di bawah grand slam. 

Ia berhasil lolos ke babak utama, menjadikannya sebagai petenis putra China pertama yang masuk babak utama turnamen tersebut. Sayangnya, Shang tersingkir di babak pertama.

Selang dua minggu kemudian, Shang mengikuti turnamen ATP 1000 keduanya yaitu ATP 1000 Miami Open 2022 lewat fasilitas wildcard. Meski kandas di babak pertama oleh Denis Kudla dari AS yang saat itu berperingkat 84 dunia, Shang mampu memberikan perlawanan sengit selama tiga set.

Dalam daftar peringkat ATP edisi 24 Oktober 2022, petenis bertinggi tubuh 1,83 meter ini berada di peringkat 202 dunia. Peringkat tertingginya adalah 195 dunia yang ia capai pertengahan September 2022 lalu.

Namanya juga masih tercantum di peringkat ITF junior di posisi 1519. Peringkat terbaik Shang di level junior adalah posisi 1 dunia yang ia capai Juli 2021 silam.

Sepertinya Shang mampu terbang lebih jauh lagi di ATP Tour, mungkin akan menyamai pencapaian petenis putri Li Na yang menjadi role model dalam karier tenisnya. Sebagai informasi, Li Na adalah pemegang gelar grand slam French Open 2011 dan Australian Open 2014 yang pernah duduk di peringkat 2 dunia.

Tentang rekor menang-kalah Shang, catatannya selama di level junior lumayan mengesankan. Di tahun 2018 rekor Shang adalah 2-3 dengan persentase 40 persen. Di tahun berikutnya ia bisa meningkatkan rekornya menjadi 31-9 atau 78 persen. 

Di tahun 2020 sempat turun menjadi 69 persen (11-5), tetapi di tahun 2021 ia bisa meningkatkan rekornya menjadi 36-7 atau 84 persen.

Sedangkan di level profesional, di tahun 2021 lalu rekornya 18-5 atau 78 persen. Di tahun 2022 ini rating-nya menurun 64 persen dengan 35 kali menang dan 20 kali kalah. Masih ada waktu dua bulan bagi Shang untuk memperbaiki catatannya.

Target Shang paling dekat tentunya grand slam Australian Open 2023 yang bakal digelar Januari nanti. Dengan modal peringkat 200an dunia, Shang bisa mengikuti babak kualifikasi. Tapi bila ia mendapatkan satu tiket wildcard, rasanya Shang bakal membuktikan bahwa ia layak menjadi the rising star berikutnya.

Tentang hadiah yang diperoleh Shang sejak meniti karier profesionalnya, ia sudah menerima cek senilai USD 95,695 atau sekira 1,4 miliar rupiah. Shang masih muda, ia masih punya waktu yang sangat panjang untuk menorehkan pencapaian terbaiknya di turnamen-turnamen yang ia ikuti nanti.

Maxim Mrva, tennis prodigy jawara turnamen junior bergengsi

Nama Maxim Mrva sudah lumayan dikenal di pertenisan junior di Eropa. Petenis berusia 15 tahun ini adalah juara Les Petits As 2021, turnamen tenis paling bergengsi di dunia bagi petenis remaja usia 12-14 tahun.

Turnamen itu diadakan di kota Tarbes, Prancis, untuk menemukan bibit-bibit baru atlet tenis. Ketika Mrva menjuarai turnamen tersebut ia masih berusia 14 tahun.

Sebagai informasi, turnamen Les Petits As telah melahirkan sejumlah nama beken di dunia tenis sejak diadakan pertama kali di tahun 1983 silam. Sejumlah juara tunggal putra dan putri turnamen tersebut menjadi petenis top dunia dan menjuarai turnamen grand slam.

Dari laman Les Petits As, beberapa petenis top putra yang pernah menjuarai turnamen tersebut antara lain Michael Chang dari Amerika Serikat atau AS (juara tahun 1986), Juan Carlos Ferrero dari Spanyol (1994) dan Rafael Nadal dari Spanyol (2000). 

Sedangkan untuk tunggal putri mantan juaranya antara lain Martina Hingis dari Swiss (juara tahun 1991, 1992), Kim Clijsters dari Belgia (1997), Dinara Safina dari Rusia (2000), dan Bianca Andreescu dari Kanada (2014).

Aksi Maxim Mrva di sebuah turnamen tenis. (Sumber foto: Tenisovysvet/Czech Tennis Association/Pavel Lebeda (sport-pics.cz))
Aksi Maxim Mrva di sebuah turnamen tenis. (Sumber foto: Tenisovysvet/Czech Tennis Association/Pavel Lebeda (sport-pics.cz))

Sejauh ini, Mrva sudah mengoleksi dua turnamen ITF junior Grade 1 dan 2 untuk nomor tunggal. Sedangkan di nomor ganda, pengagum Nick Kyrgios dan Dominic Thiem itu sudah mengoleksi lima gelar turnamen Grade 1, 2, 3 dan 4. Seluruh gelar juara tunggal dan ganda tersebut ia raih di sepanjang tahun 2022 ini.

Dipetik dari wawancara Tiebreak Tennis, Mrva mengenal tenis sejak berusia lima tahun dari sang kakak. Ia lantas bergabung dengan kelab tenis TK Agrofert Prostejov di kota Prostejov, Ceko.

Di setiap turnamen yang ia ikuti, Mrva selalu memasang target untuk menang walau mungkin rasanya sulit. Termasuk ketika hendak mengikuti turnamen Les Petits As tahun 2021 lalu, tujuannya mengikuti turnamen itu adalah untuk menjuarainya dan ternyata ia berhasil mewujudkannya.

Mrva adalah salah satu tennis prodigy yang memiliki perkembangan paling pesat. Di akhir tahun 2021 lalu, petenis kelahiran 2 Agustus 2007 itu masih duduk di peringkat 2288 dunia. Nah, di peringkat ITF edisi 24 Oktober 2022 ia sudah nangkring di posisi 40 dunia. Luar biasa!

Di bulan September 2022 lalu, Mrva mulai menjajal turnamen ITF dewasa putra M15 Prostejov di kota Prostejov, Ceko. Meski kandas di babak pertama di tangan Jan Kupcic dari Slovenia, ia bertanding sangat intens ketika menghadapi lawannya yang berusia 21 tahun dan berperingkat 1556 ATP dengan skor 5-7, 7-5, 5-7.

Di nomor ganda di turnamen yang sama, Mrva melaju ke perempat final berpasangan dengan rekan senegaranya Jan Kumstat yang juga berusia 15 tahun. Sayangnya mereka dihentikan oleh duet Ceko Adam Jurajda/Daniel Siniakov yang masing-masing berusia 19 tahun. Meski dikalahkan para senior mereka, Mrva/Kumstat mampu memberikan perlawanan dengan skor 0-6, 6-2 dan tie break 4-10.

Pada Minggu (23/10/22) lalu, Mrva menjuarai nomor tunggal dan ganda turnamen ITF junior Grade 1 di Sanxenxo di Spanyol. Di nomor tunggal, sejak babak pertama hingga final ia mampu menyingkirkan lawan-lawannya yang semuanya berusia 17 tahun . Di nomor ganda, ia berpasangan dengan seniornya Jakub Filip.

Seminggu sebelumnya Mrva menjadi finalis nomor tunggal turnamen ITF junior Grade 2 di Vigo, Spanyol. Di nomor ganda Vigo, ia mencapai babak semifinal berpasangan dengan rekan senegaranya, Vit Kalina.

Melihat pencapaiannya tersebut, sepertinya Mrva bakal memiliki masa depan cerah di ATP. Sejauh ini belum terdengar kabar apakah Mrva akan beralih ke ranah profesional. Mungkin ia akan melakukannya setelah menembus Top 10 ITF junior.

Ketika diwawancarai oleh Tiebreak Tennis, ia mengatakan ingin menjuarai turnamen elit dan turnamen grand slam serta menjadi petenis Top 10 dunia. Melihat talentanya yang kuat dan pencapaiannya sejauh ini, rasanya itu bukan omong kosong belaka. Well, kita lihat saja bagaimana kiprah Mrva selanjutnya.
***
Sumber data dan informasi:
ATP
ITF 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun