Di tahun 2020 sempat turun menjadi 69 persen (11-5), tetapi di tahun 2021 ia bisa meningkatkan rekornya menjadi 36-7 atau 84 persen.
Sedangkan di level profesional, di tahun 2021 lalu rekornya 18-5 atau 78 persen. Di tahun 2022 ini rating-nya menurun 64 persen dengan 35 kali menang dan 20 kali kalah. Masih ada waktu dua bulan bagi Shang untuk memperbaiki catatannya.
Target Shang paling dekat tentunya grand slam Australian Open 2023 yang bakal digelar Januari nanti. Dengan modal peringkat 200an dunia, Shang bisa mengikuti babak kualifikasi. Tapi bila ia mendapatkan satu tiket wildcard, rasanya Shang bakal membuktikan bahwa ia layak menjadi the rising star berikutnya.
Tentang hadiah yang diperoleh Shang sejak meniti karier profesionalnya, ia sudah menerima cek senilai USD 95,695 atau sekira 1,4 miliar rupiah. Shang masih muda, ia masih punya waktu yang sangat panjang untuk menorehkan pencapaian terbaiknya di turnamen-turnamen yang ia ikuti nanti.
Maxim Mrva, tennis prodigy jawara turnamen junior bergengsi
Nama Maxim Mrva sudah lumayan dikenal di pertenisan junior di Eropa. Petenis berusia 15 tahun ini adalah juara Les Petits As 2021, turnamen tenis paling bergengsi di dunia bagi petenis remaja usia 12-14 tahun.
Turnamen itu diadakan di kota Tarbes, Prancis, untuk menemukan bibit-bibit baru atlet tenis. Ketika Mrva menjuarai turnamen tersebut ia masih berusia 14 tahun.
Sebagai informasi, turnamen Les Petits As telah melahirkan sejumlah nama beken di dunia tenis sejak diadakan pertama kali di tahun 1983 silam. Sejumlah juara tunggal putra dan putri turnamen tersebut menjadi petenis top dunia dan menjuarai turnamen grand slam.
Dari laman Les Petits As, beberapa petenis top putra yang pernah menjuarai turnamen tersebut antara lain Michael Chang dari Amerika Serikat atau AS (juara tahun 1986), Juan Carlos Ferrero dari Spanyol (1994) dan Rafael Nadal dari Spanyol (2000).Â
Sedangkan untuk tunggal putri mantan juaranya antara lain Martina Hingis dari Swiss (juara tahun 1991, 1992), Kim Clijsters dari Belgia (1997), Dinara Safina dari Rusia (2000), dan Bianca Andreescu dari Kanada (2014).