Menggunakan teknologi tersebut, rumah tanah liat bisa dibangun lebih cepat dan harganya bisa jadi jauh lebih ekonomis daripada rumah konvensional. Bangunan rumah juga bisa dibentuk sedemikian rupa.
FastCompany pernah membagikan informasi mengenai eksperimen kombinasi teknologi additif dengan material tanah liat. Sebuah firma arsitektur bernama Mario Cucinella Architects bereksperimen membangun rumah sederhana dari tanah di kota Ravenna, Italia.
Pembangunan rumah sepenuhnya menggunakan 3D printer. Sebuah rumah seluas kira-kira 60 meter persegi dapat dibangun selama 200 jam atau sekira 8-9 hari saja. Di masa mendatang bahkan bisa dibangun lebih cepat lagi.
Proses pembangunannya diklaim lebih murah karena memanfaatkan material tanah lokal. Ini akan membuat harga jual rumah menjadi lebih terjangkau. Selain itu, rumah yang mereka buat juga tahan segala cuaca.
Bila permintaan rumah tinggal berbahan tanah liat tinggi, teknologi tersebut pasti akan diperbarui agar bisa membangun kompleks rumah tinggal secara massal. Atau mungkin sebaliknya, teknologinya eksis dulu agar bisa mendorong permintaan.
Nah, apakah kamu tertarik dengan bangunan atau rumah tinggal dari tanah liat? Atau mungkin ingin merasakannya dulu dengan tinggal di kota Sana'a selama beberapa waktu lamanya sebelum memilikinya nanti?
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H