Oleh karena itu, mereka hanya makan dedaunan hijau, kacang-kacangan dan polong-polongan. Karena vegetarian, mereka masih mengonsumsi susu dan telur, membuat mereka disebut sebagai lacto-ovo vegetarian.
Pada prinsipnya, apa yang dihasilkan oleh hewan yang "bersih" mereka makan. Maksud "bersih" adalah hewan yang hanya memakan dedaunan, rumput, dan tanaman lainnya. Hewan seperti babi dan kerang-kerangan misalnya, tergolong hewan yang "tidak bersih", jadi mereka menghindarinya.
Tentang minuman, mereka menghindari segala jenis alkohol dan minuman yang mengandung kafein. Sebagai pengganti kopi, mereka mengonsumsi minuman kopi khusus tanpa kafein yang tersedia di pasaran.
Ketika pesta misalnya, minuman yang tersedia adalah jus tomat dan sparkling water (air berkarbonasi, bukan air soda). Kompas.com pernah mengulas tentang perbedaan sparkling water dan air mineral dan manfaatnya.
Dari aspek sosial dan psikologis, warga komunitas tersebut punya hari Sabbath mulai Jumat petang hingga sepanjang Sabtu. Pada hari itu mereka berhenti seluruh aktivitas kerja dan beribadah di gereja. Warga juga akan berkumpul dengan keluarga masing-masing untuk melakukan kegiatan di alam. Tidak ada televisi ataupun internet.
Warga komunitas tersebut senang menjadi sukarelawan. Pada umumnya mereka adalah sukarelawan yang gigih. Jetton misalnya, ia bekerja sebagai sukarelawan untuk tujuah organisasi.Â
Warga Loma Linda menyadari bahwa hidup menyendiri tidak baik bagi kesehatan. Maka aktivitas sosial yang bertatap muka dapat merawat kesehatan mereka. Itulah mengapa mereka panjang umur.
Berikut tayangan video tentag centenarian di Loma Linda.
Bacaan:
Blue Zones: Lessons From the World's Longest Lived - American Journal of Lifestyle MedicineÂ
Does this beach paradise hold the secret to long life? - CNNÂ
Sardinia, elixir of long life: secrets to longevity - SardegnaÂ
The Okinawa diet -- could it help you live to 100? - The GuardianÂ
What 'Blue Zone' city Loma Linda, California can teach us about living longer - NBC NewsÂ
Why People in "Blue Zones" Live Longer Than the Rest of the World -- healthline
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H