Mohon tunggu...
Gatot Tri
Gatot Tri Mohon Tunggu... Administrasi - Swasta

life through a lens.. Saya menulis tentang tenis, arsitektur, worklife, sosial, dll termasuk musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Pagi di Hari Pemilu

16 April 2019   13:29 Diperbarui: 16 April 2019   13:57 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kompas.com

Hari Pemilu telah tiba. Hari pencoblosan kali ini sudah dinanti oleh warga di seluruh negeri, termasuk warga desa Pancajati. Seluruh warga desa menyambut Pemilu dengan suka cita walaupun gempuran informasi sesat dan informasi palsu sempat melanda di tengah-tengah kehidupan mereka.

Desa Pancajati berada di sebuah wilayah di Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Desa itu dikenal memiliki pemandangan yang sangat indah. Hawanya sejuk, udaranya pun masih segar. Banyak perbukitan, lembah dan hutan yang cantik.

Desa tersebut pernah dipimpin oleh kepala desa koruptor, namun kini seorang pria muda dan giat bekerja membangun desa hingga mampu menggeliat, bertumbuh. Sang kepala desa pernah kuliah di negeri Inggris. Ia mendapatkan beasiswa penuh pasca sarjana dari sebuah lembaga. Sepulang dari sana, ia memutuskan kembali untuk membangun tanah kelahirannya.

Sang kepala desa yang tak kenal lelah bekerja itu menyulap desa Pancajati dari desa kategori miskin menjadi desa paling makmur se-propinsi dalam hitungan beberapa tahun saja. Warga desa tersebut kini umumnya makmur berkat keberhasilan sektor pertanian, industri kecil UMKM, perdagangan dan jasa yang wilayah pemasaran produknya sampai lintas propinsi.

Penduduk desa Pancajati, selain warga asli, ada juga warga pendatang dari kota. Warga pendatang ini umumnya para pensiunan. Mereka sudah membeli tanah atau rumah di sana sejak lama dan baru ditempati ketika pensiun. Setelah bertahun-tahun lamanya bekerja di kota, mereka ingin hidup tenang di masa tua di desa itu.

Ada pasangan suami istri, ada juga janda dan duda. Ada yang anak-anaknya tinggal di kota, ada juga yang berada di luar pulau atau luar negeri. Tinggal di desa itu adalah keputusan mereka sendiri setelah beberapa waktu sebelumnya mereka pernah singgah di desa ini dan merasa click dengan suasana desa yang sangat indah dan tenang.

Pagi itu, para warga desa berbondong-bondong menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS). Meskipun undangan dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang mereka terima mencantumkan informasi bahwa jam buka TPS adalah jam 07.00, warga telah memenuhi semua TPS sejak jam 06.00. Tak terkecuali TPS 15 yang berlokasi di sebuah tanah desa yang sehari-hari berfungsi sebagai taman warga.

Karena membludaknya warga yang datang pagi-pagi, juga karena diantara warga terdapat lansia, tim Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 15 memutuskan memindahkan empat puluh kursi yang telah tertata rapi di dalam area TPS ke area di luar TPS. Salah seorang anggota KPPS dengan cekatan membuat nomor antrian sesuai jumlah kursi dan segera membagikannya kepada warga yang telah tiba.

Anggota KPPS tersebut menginformasikan kepada warga, bahwa ketika TPS dibuka pada jam 07.00, warga akan dipanggil sesuai nomor urut kursi untuk memasuki area TPS dengan membawa kursinya ke area tunggu yang telah ditentukan. Petugas keamanan TPS akan membantu warga. Surat suara nantinya akan dibagikan sesuai nomor urut.

Sementara itu, warga yang tidak kebagian kursi memilih berdiri di belakang barisan kursi atau menunggu di bawah pohon sawo yang letaknya beberapa meter di belakang area tim KPPS. Sejumlah warga duduk di bangku kayu sambil menikmati menu-menu dagangan Bu Sarti, salah satu warga desa Pancajati. Ada juga yang berdiri karena tidak kebagian kursi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun