Sekar menggeleng. Dia tadi baru saja tiba di rumah kost ketika kedua lelaki yang kini berada di dalam mobil yang dibawa Dolare dan Doredo menjemputnya.
"Mau mampir makan dulu ?" Sigit menawarkan.
Sekar menggeleng. "Langsung pulang saja, aku lelah."
Sigit mengangguk memahami. Dia kembali menatap gadis itu. Wajahnya masih nampak pucat. Dia harus melakukan sesuatu untuk membuat gadis ini ceria, pikirnya. Dan dia punya akal.
“Jadi, kapan kita nonton?” tanya Sigit tiba-tiba.
Seperti yang dia duga, pertanyaannya itu membuat Sekar berpaling menatapnya.
“Nonton? Nonton apa?”
“Nonton film, tentu saja. Em, katanya Godzilla bagus lho. Yang X-Men juga bagus kayaknya.”
“Eh, siapa yang mau nonton dengan kamu?” Sekar bertanya sengit.
Sigit tersenyum. Rencananya berhasil. Gadis itu mulai kembali ke sifatnya yang “asli”.
“Lho, telepon kamu yang tadi gimana? Kamu kan bilang kita gak bisa nonton? Aku ngerti jika sekarang gak bisa. Jadi kapan? Besok?”