Di sisi seberang, Alessandro Nesta berhasil menunjukkan reputasinya sebagai salah satu tembok terbaik di dunia. Berulang kali David Trezeguet dan Del Piero menggempur pertahanan Milan, eks kapten Lazio itu selalu sigap menjaga pertahanan Milan agar tetap aman.
Hingga pada akhirnya, dunia menyadari bila kelemahan Buffon saat itu adalah sulit menebak arah tendangan penalti. Dalam drama adu tos-tosan, Buffon gagal mengamankan tendangan Andriy Shevchenko sebagai penentu kemenangan Milan. Di sisi lain, Nelson Dida berhasil menjadi salah satu pahlawan Milan setelah sebanyak tiga tendangan tim lawan berhasil digagalkan.
Dengan skor 3-2, AC Milan berhasil mengoleksi trofi keenam mereka. Sementara itu, Juventus harus tertunduk lesu, usai untuk kelima kalinya mereka mengalami kekalahan di partai final Liga Champions Eropa.
Pavel Nedved yang ketika itu mendapat larangan tampil mengaku sangat kecewa. Dia menyebut, bila tidak ikut tampil di laga final saat itu merupakan salah satu penyesalan terbesarnya selama berkarir sebagai seorang pemain.
"Aku merasa sangat kecewa, karena tak bisa main di final. Aku sedih, bahkan serasa ingin mati," ucap Nedved.
Apa yang diucapkan Nedved terasa sangat wajar, mengingat ketika itu, dia bisa dibilang menjadi pemain paling berjasa dalam membawa Juve sampai ke partai final.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H